Yusyuf Aremania Itajes Ongisiras : sy punx crita dlu pas msh SMA sy
mengirim d0'a untk alm. ayh sy dg AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH BIL.717 mlmx
sy bermimpi sekitaram makam ayahx jlnx berubh jadi paving.
sy tdk masuk namun disitu sy melihat di makam ayh sy ada yg berd0a hati
sy mengatakn i2 RASULALLOH SAW,disusul MBAH YAHI QS WA RA,DAN KANJENG
ROMO RA.
dn sy tdk b0leh masuk dn ikut ke makam ayh sy.
intix adl BARANGSIAPA MENGGUNAKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH UNTK
MENDOAKAN AHLI KUBURX INSYA ALLOH BAROKAHNYA ADALAH NIKMAT KUBUR.
tahadust bin nikmah.
Ahmad Dimyathi : Pengalaman rohani: Akhirnya yang kontra pun, jadi Pengamal Sholawat Wahidiyah.
Sampaikah hadiah pahala kepada Ahli kubur/leluhur?
Dalam kehidupan masyarakat kadang terjadi perselisihan tentang sampai
atau tidaknya kiriman do’a kepada Ahli kubur/ leluhur kita yang telah
mendahului, terkadang tradisi warisan para wali-wali Allah, warisan
Kanjeng Sunan Wali Songo dan umumnya kaum muslimin dari generasi ke
generasi seperti bacaan Tahlilan, Yasinan, kiriman Al-fatehah/ sholawat
dalam acara selamatan kematian keluarga kita sampai hari ke 7, hari ke
40 dll, tak jarang di anggap sebagai amalan Bi’dah dan tidak akan sampai
kiriman do’a itu oleh Sebagian golongan yang mengklaim dirinya sebagai
pelopor kemurnian tauhid, terutama kaum Wahabi. Padahal itu semua adalah
bentuk do’a, Cuma lain bacaanya, dalam beberapa riwayat ketika Kanjeng
Rosul SAW melewati kuburan sering mendo’akan ahli kubur seperti riwayat
ini:
Dalam riwayat Imam Tirmidzi dalam Sunannya, juz III, Kanjeng Rasul SAW
setiap melewati kubur bersabda “Keselamatan atas engkau wahai ahli
kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan mengampuni kalian, kalian
pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.”
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Al-Waqidy. Kanjeng
Nabi SAW telah melakukan ziarah kubur pada setiap tahun yang kemudian
diikuti oleh sahabat Abu Bakar, Umar dan utsman. Yang artinya: “Nabi
Muhammad SAW berziarah ke makam syuhada’ uhud pada setiap tahun, apabila
telah sampai di makam syuhada’ uhud beliau mengeraskan suaranya seraya
berdoa: keselamatan bagimu wahai ahli uhud dengan kesabaran-kesabaran
yang telah kalian perbuat, inilah sebaik-baik rumah peristirahatan”.
Dalam hal ini di sampaikan Pramu Pusat pada saat MUJAHADAH KUBRO
Memperingati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah KH. Abdul
Madjid Ma'ruf QS wa RA (Mualif Sholawat Wahidiyah) Gelombang Remaja:
Hari Sabtu tgl 09-06-2012 mulai Pukul 20.00- Selesai
Tentang menghadiahkan pahala;
Sahabat Ubai bin kaab mengutarakan kepada Rosululloh yang artinya “Yaa
Rosul sungguh aku hadiakan pahala sholatku semuanya untukmu ya
Rosululloh” kemudian Rosululloh mendawuhkan “Kalau begitu Allah SWT akan
mencukupi kehidupan duniamu dan kehidupan akheratmu” maka kita di
bimbing di sini untuk menghadiahkan kepada Rosululloh SAW, menghadiahkan
kepada kekasih-kekasihNya/waliNya, para Auliya wal mursalim bahkan
kepada jamiil mukminina wal mumi’nat. Lalu apa yang kita terima kalau
amal kita hadiahkan semua? Jelas sekali dalam Al-Qur’an diterangkan
“Barang siapa yang berbuat kebajikan maka Allah akan mengganti 10 kali
lipat dari pada yang ia lakukan dan siapa yang berbuat kejahatan Allah
membalas hanya dengan nilai yang Ia lakukan. Sungguh perhatian Allah
sangat besar kepada kita semua.
Hadirin-hadirot yang kami mulyakan, dalam hal ini pernah terjadi di
kabupaten Pati insyaAllah beliau juga hadir di Mujahadah Kubro ini,
Beliau Pak Nur Hamid. Keluarga Pak Nur Hamid ini terpecah menjadi dua
pendapat. Satu pendapat bahwa menghadiahkan pahala kepada orang yang
mati itu sampai dan yang satu berkata oh, itu tidak akan sampai.
Sehingga perpecahan itu menjadikan kerenggangan ukhuwah di antara
keluarga Pak Nur Hamid. Namun atas pertolongan Allah walaupun beda
pendapat tapi keduanya ada kata sepakat. “Bagaimana kalau kita matur
kepada seorang yang istilah jawanya LINUWIH yang tau bahkan bisa
membukakan rahasia (Istilah tasawuf bisa membukakan kasaf/ainul
basyiroh) yang diberikan Allah kepada kita”. Sepakat dua pendapat yang
berbeda untuk matur kepada Panjenengan dalem Kanjeng Romo K.H. Abdul
Latif Madjid RA untuk menyampaikan kedua permasalahan tersebut. Setelah
soan di dalem beliau bukan mimpi, tapi kasunyatan, matur kepada Beliau
mengutarakan kedua permasalahan tersebut. Kemudian ringkasnya beliau
“Ayo kita coba siapa saja, bapaknya siapa yang meninggal, ibunya siapa
yang meninggal, mbahnya siapa saja yang meninggal, siapa namanya?” 3
orang di aturkan kepada beliau. Kemudian supaya di atur niatnya beliau
membimbing, ayo coba nanti kalau sampai ya sampai kalau tidak ya tidak.
Kemudian membaca Al-fatehah di hadiahkan kepada ketiga orang yang telah
meninggal tadi. Dikala baca al-fatehah terus al-fatehah itulah salah
satu di antara yang menghadap beliau itu gemetar, yang bergetar itulah
yang semula tidak percaya bahwa hadiah itu sampai kepada alam barzah.
Ternyata ia dibukakan ainul-basirohnya/ mata batinnya bisa melihat
sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata kita, dari bacaan al-fatehah
tadi keluar sinar cahaya putih membesar memutar menyebar menuju ke
kuburan ketiga orang yang telah di sebutkan tadi ayah, ibu dan kakeknya
tadi. Bukan sekedar itu dia di beritahu leluhurnya di alam kubur keadaan
ayah, ibu dan kakeknya yang berada di alam kubur dalam keadaan hitam
pekat bergeliat-geliat menerima siksa malaikat Nungkar dan Nangkir
hadirod, akhirnya sinar putih itu menyebar kepada ahli kubur leluhurnya,
ibu dan kakeknya kemudian malaikat nungkar-nangkir tadi berhenti
menyiksanya, sinar putih itu memancar menyelimuti tubuh yang telah
meninggal tadi dan berubah bentuk dari tubuh hitam pekat menjadi manusia
sebagaimana manusia pada saat didunia bahkan lebih cantik dan ganteng.
Kemudian yang tidak percaya tadi berteriak menangis “Kanjeng Romo ini
bapak saya, ini ibu saya, ini kakek saya”
FAFIRRUU ILALLOOH
Yaa sayidi yaa Rosululloh
Yaa sayidi yaa Ayuhalghouts
Al-Fatehah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar