Jumat, 17 Oktober 2014

LAILAHAILLALLOOH.........
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH.....
Wahai Manusia..
Jangan Engkau Tertipu Daya
Oleh Dunia Yang Fana
Sebagai Tempat Ujian Bagi Kita
perkara yang penting adalah iman ,iman lebih penting daripada dunia,lebih penting dari rumah,kendaraan dan sebagainya.
Orang mati gk punya duit ALLAH GK MARAH,
mati gk punya rumah ALLAH gk marah.
TAPI kalau MATI GAK PUNYA IMAN GIMANA ??MASYA ALLAH..
harga iman seperti saudara2,itu ALLAH hargai dengan 3/10 x dunia
pecaya kepada ROSULULLOH,,
ROSULULLOH MENGATAKAN TAKBIRU MINKHOULI LAILAHAILLALLOOH
Dunia Sementara
Akhirat Selama-Lamanya
Orang Kaya Mati
Orang Miskin Mati
Raja-Raja Mati
Rakyat Biasa Mati
Semua Pergi Menghadap Ilahi
Dunia Yang Dicari
Tak Ada Yang Berarti
Takkan Dibawa Mati


http://youtu.be/d7bSUxs2cKY

Kamis, 09 Oktober 2014

HIDUPA ADALAH UJIAN


Luqman Al -Hakim telah berkata :
" INNAD DUNYAA BAHRUN 'AMIIQUN WAQOD GHORIQO FIIHA NAASUN KATSIIRUN FAJ'AL SAFIINATAKA FIIHA TAQWALLAAHI WAHASYWAHAL IIMAANA BIHI WASYIROO 'AHAT TAWAKKULA 'ALALLAAHI LA'ALLAKA AN TANJUWA "
( sesungguhnya dunia ini adalah samudra yang dalam, telah banyak manusia yang tenggelam dibawahnya.
Maka jadikanlah kapalmu dunia itu
Takwa kepada Allah, muatan nya adalah iman dan layarnya adalah tawakkal kepada Allah,supaya engkau selamat .)
LUQMAN AL-HAKIM .

Hidup adalah ujian dimana didalam hidup didunia kita ibarat nahkoda yang sedang menaiki perahu disamudra yang luas.

Jikalah kita mampu menghadapi segala rintangan yang ada disamudra kehidupan ini maka dia akan merasakan kehidupan yang sebenarnya dimana dia bisa bertemu dengan yang dia maksud.

Ingatlah seorang nahkoda menaiki perahu yang melaju disamudra yang luas ,maka pasti akan datang rintangan yang menghadang.
Diantara rintangan nya adalah akan datang badai yang menghadang , diantaranya dari air laut, dan batu karang. Jika mampu menghadapi semuanya maka pasti akan sampai ketempat yang dituju.

Begitulah hidup kita .
Dimana kita akan diuji oleh Allah dengan ujian yang silih berganti .
Maka hadapilah ujian dari Allah dengan kesabaran dan keimanan disertai ketawakkalan kepada Allah SWT.

Shabar dalam arti kita menerima atas segala ketetapan yang telah ditentukan Allah untuk kita.
Dan ridlo atas segala keputusan Allah SWT,demi mendapatkan keridloan dari Allah.

Allah SWT telah berfirman dalam hadits qudsi :
" AUHIYALLAAHU TA'AALA ILAA MUUSA 'IBINU IMROONI 'ALAIHIMAS SALAAMA YAA MUUSA MAN LAM YARDLO BIQODLOOI WALAM YASHBIR 'ALAA BALAAI WALAM YASYKUR 'ALAA NI'AMAAI FALYAKHRUJ MIN BAINI ARDHI WASAMAAI WALYATHLUB ROBBAN SIWAAI "
( Allah telah memberikan wahyu kepada Musa Bin Imron AS : hai musa barang siapa yang tidak ridho atas ketetapanku, dan tidak sabar atas ujianku, dan tidak bersyukur atas nikmat-nikmatku.
Maka keluarlah diantara bumi dan langitku.
Dan carilah tuhan selain Aku .)
lihat kitab tanqihul qoul hal: 63 .

Saudaraku !
Bersabarlah dalam menghadapi hidup ini karena buah kesabaran adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.

Yakinlah orang yang sabar tidak sendirian ada Allah yang menemani.
" INNALLAAHA MA'ASSHOOBIRIIN "
( Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar ).

Namun sabar dalam hal apa ?
Rasulullah SAW telah bersabda :
" ASSHOBRU TSALAATSATUN : SHOBRU 'ALAL MUSHIIBATIN, WASHOBRU 'ALAT THOO'ATI WASHOBRU 'ANIL MA'SHIYATI "
( Sabar itu ada tiga : sabar dalam menghadapi musibah, sabar ketika melaksanakan ibadah/keta'atan dan sabar dalam meninggalkan maksiat ).

Saudaraku !
Semoga kita mampu menghadapi samudra kehidupan ini dengan penuh kesabaran, ketakwaan ,keimanan dan ketawakalan kepada Allah SWT.

Jadilah nahkoda yang gagah dan tetap istiqomah menghadapi badai kehidupan !
Tetap semangat...!!

Selasa, 07 Oktober 2014

Sampaikah hadiah pahala kepada Ahli kubur/leluhur?

Yusyuf Aremania Itajes Ongisiras : sy punx crita dlu pas msh SMA sy mengirim d0'a untk alm. ayh sy dg AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH BIL.717 mlmx sy bermimpi sekitaram makam ayahx jlnx berubh jadi paving.
sy tdk masuk namun disitu sy melihat di makam ayh sy ada yg berd0a hati sy mengatakn i2 RASULALLOH SAW,disusul MBAH YAHI QS WA RA,DAN KANJENG ROMO RA.
dn sy tdk b0leh masuk dn ikut ke makam ayh sy.
intix adl BARANGSIAPA MENGGUNAKAN AMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH UNTK MENDOAKAN AHLI KUBURX INSYA ALLOH BAROKAHNYA ADALAH NIKMAT KUBUR.
tahadust bin nikmah.


Ahmad Dimyathi : Pengalaman rohani: Akhirnya yang kontra pun, jadi Pengamal Sholawat Wahidiyah.

Sampaikah hadiah pahala kepada Ahli kubur/leluhur?

Dalam kehidupan masyarakat kadang terjadi perselisihan tentang sampai atau tidaknya kiriman do’a kepada Ahli kubur/ leluhur kita yang telah mendahului, terkadang tradisi warisan para wali-wali Allah, warisan Kanjeng Sunan Wali Songo dan umumnya kaum muslimin dari generasi ke generasi seperti bacaan Tahlilan, Yasinan, kiriman Al-fatehah/ sholawat dalam acara selamatan kematian keluarga kita sampai hari ke 7, hari ke 40 dll, tak jarang di anggap sebagai amalan Bi’dah dan tidak akan sampai kiriman do’a itu oleh Sebagian golongan yang mengklaim dirinya sebagai pelopor kemurnian tauhid, terutama kaum Wahabi. Padahal itu semua adalah bentuk do’a, Cuma lain bacaanya, dalam beberapa riwayat ketika Kanjeng Rosul SAW melewati kuburan sering mendo’akan ahli kubur seperti riwayat ini:

Dalam riwayat Imam Tirmidzi dalam Sunannya, juz III, Kanjeng Rasul SAW setiap melewati kubur bersabda “Keselamatan atas engkau wahai ahli kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan mengampuni kalian, kalian pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.”

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Al-Waqidy. Kanjeng Nabi SAW telah melakukan ziarah kubur pada setiap tahun yang kemudian diikuti oleh sahabat Abu Bakar, Umar dan utsman. Yang artinya: “Nabi Muhammad SAW berziarah ke makam syuhada’ uhud pada setiap tahun, apabila telah sampai di makam syuhada’ uhud beliau mengeraskan suaranya seraya berdoa: keselamatan bagimu wahai ahli uhud dengan kesabaran-kesabaran yang telah kalian perbuat, inilah sebaik-baik rumah peristirahatan”.

Dalam hal ini di sampaikan Pramu Pusat pada saat MUJAHADAH KUBRO Memperingati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah KH. Abdul Madjid Ma'ruf QS wa RA (Mualif Sholawat Wahidiyah) Gelombang Remaja: Hari Sabtu tgl 09-06-2012 mulai Pukul 20.00- Selesai

Tentang menghadiahkan pahala;
Sahabat Ubai bin kaab mengutarakan kepada Rosululloh yang artinya “Yaa Rosul sungguh aku hadiakan pahala sholatku semuanya untukmu ya Rosululloh” kemudian Rosululloh mendawuhkan “Kalau begitu Allah SWT akan mencukupi kehidupan duniamu dan kehidupan akheratmu” maka kita di bimbing di sini untuk menghadiahkan kepada Rosululloh SAW, menghadiahkan kepada kekasih-kekasihNya/waliNya, para Auliya wal mursalim bahkan kepada jamiil mukminina wal mumi’nat. Lalu apa yang kita terima kalau amal kita hadiahkan semua? Jelas sekali dalam Al-Qur’an diterangkan “Barang siapa yang berbuat kebajikan maka Allah akan mengganti 10 kali lipat dari pada yang ia lakukan dan siapa yang berbuat kejahatan Allah membalas hanya dengan nilai yang Ia lakukan. Sungguh perhatian Allah sangat besar kepada kita semua.

Hadirin-hadirot yang kami mulyakan, dalam hal ini pernah terjadi di kabupaten Pati insyaAllah beliau juga hadir di Mujahadah Kubro ini, Beliau Pak Nur Hamid. Keluarga Pak Nur Hamid ini terpecah menjadi dua pendapat. Satu pendapat bahwa menghadiahkan pahala kepada orang yang mati itu sampai dan yang satu berkata oh, itu tidak akan sampai. Sehingga perpecahan itu menjadikan kerenggangan ukhuwah di antara keluarga Pak Nur Hamid. Namun atas pertolongan Allah walaupun beda pendapat tapi keduanya ada kata sepakat. “Bagaimana kalau kita matur kepada seorang yang istilah jawanya LINUWIH yang tau bahkan bisa membukakan rahasia (Istilah tasawuf bisa membukakan kasaf/ainul basyiroh) yang diberikan Allah kepada kita”. Sepakat dua pendapat yang berbeda untuk matur kepada Panjenengan dalem Kanjeng Romo K.H. Abdul Latif Madjid RA untuk menyampaikan kedua permasalahan tersebut. Setelah soan di dalem beliau bukan mimpi, tapi kasunyatan, matur kepada Beliau mengutarakan kedua permasalahan tersebut. Kemudian ringkasnya beliau “Ayo kita coba siapa saja, bapaknya siapa yang meninggal, ibunya siapa yang meninggal, mbahnya siapa saja yang meninggal, siapa namanya?” 3 orang di aturkan kepada beliau. Kemudian supaya di atur niatnya beliau membimbing, ayo coba nanti kalau sampai ya sampai kalau tidak ya tidak. Kemudian membaca Al-fatehah di hadiahkan kepada ketiga orang yang telah meninggal tadi. Dikala baca al-fatehah terus al-fatehah itulah salah satu di antara yang menghadap beliau itu gemetar, yang bergetar itulah yang semula tidak percaya bahwa hadiah itu sampai kepada alam barzah. Ternyata ia dibukakan ainul-basirohnya/ mata batinnya bisa melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata kita, dari bacaan al-fatehah tadi keluar sinar cahaya putih membesar memutar menyebar menuju ke kuburan ketiga orang yang telah di sebutkan tadi ayah, ibu dan kakeknya tadi. Bukan sekedar itu dia di beritahu leluhurnya di alam kubur keadaan ayah, ibu dan kakeknya yang berada di alam kubur dalam keadaan hitam pekat bergeliat-geliat menerima siksa malaikat Nungkar dan Nangkir hadirod, akhirnya sinar putih itu menyebar kepada ahli kubur leluhurnya, ibu dan kakeknya kemudian malaikat nungkar-nangkir tadi berhenti menyiksanya, sinar putih itu memancar menyelimuti tubuh yang telah meninggal tadi dan berubah bentuk dari tubuh hitam pekat menjadi manusia sebagaimana manusia pada saat didunia bahkan lebih cantik dan ganteng. Kemudian yang tidak percaya tadi berteriak menangis “Kanjeng Romo ini bapak saya, ini ibu saya, ini kakek saya”

FAFIRRUU ILALLOOH
Yaa sayidi yaa Rosululloh
Yaa sayidi yaa Ayuhalghouts
Al-Fatehah

SHALAWAT MNJADI SAYAP "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH"

DASAR KITA MEMBACA SHALAWAT WAHIDIYAH BARIS PERTAMA YG DALAM MEMBCANYA DIULANG ULANG SMAPI 100X..
SEMOGA HAJAT- HAJAT KITA SOAL DUNIA DAN AKHIRAT DI KABULKAN ALLAH SWT..AMIIN..
اَللَّهُمَّ يَا وَاحِدُ يَااَحَدْ ياَوَاجِدُ يَاجَوَادْ صَلِ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدْ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَّ نَفَسٍ بِعَدَدِ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُيُوْضَاتِهِ وَاَمْدَادِهْ ( X ١٠٠ )


ALLOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK 'ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA 'ALAA ALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW-WANAFASIM-BI’ADADI MA'LUUMAATILLAA-HI WAFUYUUDLOOTIHI WA AMDAADIH. (100 kali).


Terjemah :
"Yaa Alloh, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Ma­ha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas Keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh"(100X).
salam utk Nabi 100 kali tiap hari,dikabulkan Allah 100 hajat. 30 di dunia & 70 diberikan di akhirat

Mengucap Salam dan sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW :

a. Allah SWT memberi salam kepada setiap orang yang memberi salam kepada Nabi saw., sebagaimana beliau bersabda : “Saya berjumpa Jibril, maka dia berkata : ‘Sesungguhnya saya memberi kabar gembira kepadamu bahw sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: ‘Barangsiapa memberi salam kepadamu, maka Aku memberi salam kepadanya dan barang siapa membaca shalawat untukmu, maka Aku membaca shalawat untuknya’.”<p> </p>b. Mengucap salam kepada Nabi saw., lebih utama dari pada memerdekakan budak. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. berkata : “Membaca shalawat untuk Nabi itu bisa menghapuskan dosa-dosa, seperti air dingin memadamkan api, dan salam kepada Nabi itu lebih utama dari pada memerdekakan budak”. NAbi saw., bersabda : “Barangsiapa membaca shalawat untuk ku satu kali, maka dia menjadi tidak berdosa walaupun sebesar atom dan biji sawi.”<p> </p>c.Yang membaca salam untuk Nabi 100 kali setiap hari, akan dikabulkan oleh Allah 100 hajat. 30 diberikan di dunia dan 70 diberikan di akherat. NAbi saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai tujuh puluh malaikat yang selalu berjalan di muka bumi serta menyampaikan kepadaku salam dari umat ku. MAka, apabila ada seseorang dari umatku membaca shalawat untuk ku seratus kali dalam sehari, maka Allah Ta’ala akan akan mengabulkan seratus macam hajatnya, tujuh puluh diberikan diakherat dan tiga puluh di dunia.”
Siti Aisyah ra. berkata : "Barangsiapa cinta kepada Allah Ta'ala, maka dia banyak menyebutnya dan buahnya ialah Allah akan mengingat dia, juga memberi rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukannya ke surga bersama para Nabi dan para wali. Dan Allah memberi kehormatan pula kepadanya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa cinta kepada Nabi saw., maka hendaklah ia banyak membaca shalawat untuk Nabi saw., dan buahnya ialah ia akan mendapat syafaat dan akan bersama beliau di surga."

Selanjutnya Nabi saw., bersabda : Barang siapa membaca shalawat untuk ku karena memuliakanku, maka Allah Ta'ala menciptakan dari kalimat (shalawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arary. Allah Ta'ala berfirman kepadanya :"Bacalah shalawat untuk hamba-Ku, sebagaimana dia telah membaca shalawat.

Jumat, 03 Oktober 2014

INTI DAWUH KANJENG ROMO KH.ABDUL LATIF MADJID RA RUBUUSSANAH TULUNGAGUNG 3 OKTOBER 2014

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS

Ketika qt meminjam atau dipinjami sesuatu, rasa bangga itu akan muncul seolah2 barang itu milik qt,, namun rasa itu akan sekejap menghilang ketika yg punya hadir,,, sama halnya dengan bangga akan kekayaan, kepandaian, kekuasaan seolah2 itu punya kita, yg sebenarnya semua itu hanya titipan, pinjaman ALLOH SWT yg sewaktu2 bisa diambil,,,
tirakate ditambah,, blajar nirakati istigroq,, lek perlu diposoni, akeh seng wes nirakati difuthuh, kebuka atine, dadi wong awas, tp yo pnggh kudu ngati2,,,

Kamis, 02 Oktober 2014

METODE DZIKIR DENGAN AMALAN SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA

Metode Dzikir
Metode dzikir fersi tasawuf hampir sama yaitu ada
* Dzikir Lisan: dzikir ini diucapkan dengan lisan, ada yang melaksanakannya dengan suara keras tapi ada yang lebih suka dengan pelan-pelan.
* Dzikir Nafas: dalam melaksanakan dzikir ini pengucapan bacaannya seiring dengan irama keluar-masuknya udara dalam kita bernafas.
* Dzikir posisi: melaksanakan dzikir dalam posisi tertentu, tidak bergerak sedikitpun, dalam jangka waktu tertentu pula.
* Dzikir qolbu atau hati: dalam dzikir qolbu bacaannya dibaca dalam hati
* Dzikir Sirri atau rahasia: Proses dzikir yang satu ini adalah sangat rahasia ketika dzikir ini dilaksanakan hanya pedzikir dan yang dituju (Allah) saja yang tahu. Makhluk lain tidak ada yang bisa mengetahuinya bahkan malaikatpun tidak tahu.
Dzikir qolbu menuju dzikir abadi
Orang-orang Islam yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda Rosullullah:
“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak membaca shalawat untukku.”
Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw:
“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari kiamat.”
Adapun dzikir kalbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.
Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan dzikir kepada Allah. Di saat latihan-latihan berdzikir tentulah mengalami berbagai rintangan dan hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk semangat dalam melaksanakan dzikir kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan disurat Al-A’raf ayat 205-206:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud.
Didalam wahidiyah diajarakan sangat simpel dan praktis dengan berpedoman
1.dzikir qolbu
2.dzikir sirri,/Rahasia
Kedua dzikir qolbu dan dzikir sirri tersebut dirumuskan oleh mualif shalawat wahidiyah degan penerapan ajaran wahidiyah
LILLAH
BILLAH
LIRROSUL
BIRROSUL
A>>DALAM HATI WIRID LAILLAHAILLALLOH TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH..PRAKTEKNYA LILLAH
B>>.DALAM HATI WIRID LAHAULLAWALLAQUWWATTA ILLA BILLAH TIDAK AD DAYA N KEKUATAN SELAIN ALLAH,,PRAKTEKNYA BILLAH
C>>WIRID BACA SHALAWAT LESAN MAUPUN DALAM HATI KARENA KITA MANUSIA ADALAH IKUT BELIAU NABI SUDAH SEHARUSNYA BACA SHALAWAT YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH,,,,PRAKTEKNYA LIRROSUL BIRROSUL....
BANYAK YG AHLI DZIKIR TAPI HATINYA LUPA KEPADA ALLAH...SEAKAN2 MENYEBUT ALLAH TPI TIDAK MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH SWT
3.selain dengan penerapan dzikir qolbu n dzikir sirri MUALIF SHALAWAT WAHIDIYAH
mengajarkan dengan metode memperbanyak membaca shalawat
Yg dengan ta'lifan beliau sebuah amalan SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA
SILAHKAN KLIK DIBAWAH INI UNTUK MELIHAT SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA
1.https://www.facebook.com/notes/mengamalkan-shalawat-wahidiyah-n-ajaranya/keterangan-perihal-shalawat-wahidiyah-n-ajaranya/316946625052854
2.https://www.facebook.com/notes/mengamalkan-shalawat-wahidiyah-n-ajaranya/shalawat-wahidiyah-dan-cara-pengamalanya/656524117761768
ALHAMDULILLAH KESEMUA DZIKIR QOLBU,DZIKIR SIRRI DAN MEMPERBANYAK MEMBACA SHALAWAT WAHIDIYAH N AJARANYA BANYAK ORANG YANG HATINYA MENJADI JERNIH,TENANG BATINYA,SERTA BISA SEMAKIN DEKAT KEPADA ALLAH WA ROSULI SAW DAN ALHAMDULILLAH SEGALA PERMASALAH HIDUP BISA TESELESAIKAN DENGAN PERTOLONGAN ALLAH SWT DAN SYAFAAT ROSULULLOH SAW

Rabu, 01 Oktober 2014

KITAB NASHOUL 'IBAD,,,,ASY SYIBLY DICIUM ROSULULLOH SAW


Maqolah 28
Dari Aby Bakr Asy-Syibly RahimahuLlahu Ta’ala, Beliau tinggal di Baghdad, berkawan dengan Syaikh Abul Qasim Junaidy Al-Baghdady bahkan menjadi murid beliau, dan beliau hidup hingga usia 87 tahun, wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad. Dimana beliau termasuk pembesar para sufi dan para ‘arif biLlah. Beliau berkata di dalam munajatnya :
Wahai Tuhanku…Sesungguhnya aku senang Untuk mempersembahkan kepadaMu semua kebaikanku, Sementara aku sangat faqir dan lemah Oleh karena itu wahai Tuhanku, Bagaimana Engkau tidak senang Untuk memberi ampunan kepadaku atas segala kesalahanku Sementara Engkau Maha Kaya Karena sesungguhnya keburukanku tidak akan membahayakanMu Dan kebaikanku tidaklah memberi manfaat bagiMu Dan sesungguhnya sebagian orang yang mulia telah memberikan ijazah agar dibaca setelah melaksanakan shalat Jum’at 7 kali dari bait syair sebagai berikut:

* Ilahy lastu lil firdausi ahla Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi Fahably zallaty wahfir dzunuuby Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi.*

Hikayat : Sesungguhnya Syaikh Abu Bakr As-Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. Maka segeralah Ibnu Mujaahid mendekati As-Syibly dan mencium tempat diantara kedua mata beliau. Maka ditanyakanlah kepada Ibnu Mujaahid akan perbuatannya yang demikian, dan beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat RasuluLlah SAW di dalam tidur dan sungguh beliau SAW telah mencium Syaikh Abu Bakr As-Syibly. Ketika itu berdirilah Nabi SAW di depan as-Syibly dan beliau mencium antara kedua mata As-Syibly. Maka aku bertanya, ‘Yaa RasuluLlah, apakah benar engkau berbuat yang demikian terhadap As-Syibly ?’.
RasuluLlah SAW menjawab, “benar, sesungguhnya dia tidak sekali-kali mengerjakan shalat fardhu melainkan setelah itu membaca Laqad jaa a kum Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil mukminiinarra’uufurrahiim faintawallau faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘Arsyil ‘adziim….setelah itu dia /As-Syibly mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika Yaa Muhammad”. Kemudian aku tanyakan kepada As-Syibli mengenai apa yang dibacanya setelah shalat fardhu, maka beliau menjawab seperti bacaan tadi…

Selasa, 30 September 2014

APAKAH WAHIDIYAH ITU??


BISSMILLAHIRROHAMNIRROHIIMM,,,,
ALFATEHAH,,,,,,,3X
YAA SAYYIDII YAA ROSULALOOH,,,,,,,7X
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS,,,,,,,7x

APAKAH WAHIDIYAH ITU ?
ARTI WAHIDIYAH:

Dari sisi bahasa, Wahidiyah itu berasal dari kata Wahid yang artinya satu dan mendapatkan ahiran yah yang maksudnya untuk menegaskan sifat daripada kata wahid itu sendiri.
Jadi, kata Wahidiyah bermakna sesuatu yang bersifat untuk me-Maha esa-kan /me-maha satu-kan Alloh.
Kata wahidiyah juga dinisbatkan dengan sebuah ajaran atau tuntunan atau metode atau cara atau kurikulum yang bertujuan untuk meng-esa-kan Alloh.
Kebalikan dari kalimat meng-esa-kan Alloh bermakna bahwa Alloh tidak satu/esa. Maka jika Alloh tidak satu berarti dua,tiga dan seterusnya. Dengan kata lain berarti ada sesuatu di samping Aloh, atau Alloh punya tandingan. Ada sekutu/serikat.

Sedangkan jika di samping Alloh ada sesuatu atau ada sekutu,maka Alloh tidak lagi bersifat Wahid. Singkat kalimat, jika tidak me-wahid-kan Alloh, tidak menerapkan Wahidiyah berarti menganggap alloh punya sekutu / syiriq.
Ke-esa-an Alloh tidak boleh ada yang menyerupai, sifatnya yang esa tidak ada yang mendampingi .sebab Alloh tidak mau diserupai,tidak ada sekutu bagi Alloh.

Nah ! Alloh bersifat WUJUD = ADA. maka wujudnya Alloh bersifat satu (Wahid). Lainnya Alloh tidak boleh WUJUD atau ada yang memiliki sifat Wahid. Jika kita mengaku wujud/ada berarti kita menduakan Allah / menyekutukan Allah (SYIRIQ). Alloh bersifat QUDROT = KUASA. Jika ada orang mengaku kuasa maka dia Syiriq. Alloh bersifat IRODAH = BERKEHENDAK. jika kita berkata Aku punya kemauan maka yaa Syiriq.

Jadi semua yang mengaku aku bisa. Aku tahu . Aku kuat. Aku kuasa. Aku pandai. Dan semua pengakuan berarti merampas haknya Alloh. Menyekutukan Alloh. Syiriq. Padahal menurut Alloh sendiri dalam sabdanya bahwa INNAMAL MUSYRIQUUNA NAJASA Artinya Sesungguhnya syiriq itu najis.

Gambaran orang pakaiannya najis dak boleh masuk masjid. Jika hati kita masih najis, apa mungkin kita mengadap alloh.? Ini berarti mencuci kotoran dari najis syiriq tidak bisa ditawar lagi bagi hamba Alloh.

Dalam ajaran Wahidiyah, di jelaskan dan diberi tuntunan yang sangat sederhana dan tidak bertele tele. Kita harus menerapkan BILLAH.
LA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILAH (BILLAH istilah Wahidiyah ) Selama orang tidak ber-Wahidiyah, pasti menyekutukan Alloh. Dia masih Syiriq. Orang dikatakan syiriq sebab masih mengaku atau merampas sifat Alloh. Mengaku hak Alloh. Masih dilarang menghadap Alloh sebab hatinya masih NAJIS manurut Alloh.jika dia Sholat,maka Sholatnya batal. Jika dia berpuasa, maka puasanya batal. Jika dia Zakat Haji, bahkan semua aktifitasnya batal menurut hukum Alloh. Bukan hukum Syariat Islam( LILLAH ). tetapi hukum Alloh . menurut pandangan / hukum syariat Islam , kalau sudah memenuhi syarat dan rukun yang sudah ditentukan sudah dianggap sah dan tidak batal.sebab tidak ada cacat dan kelihatan beribadah.

Jadi pelaksanaan syariat jasmani yang sudah sempurna masih belum tentu memenuhi hukum Alloh. masih perlu diteliti syariat ruhani . Justru syari’at ruhani ini jauh lebih menentukan disisi Alloh.

Syariat rohani tidak kelihatan mata. jika kita diberi bisa menyempurnakan syariat jasmani dan rohani, ini akan jauh lebih menentukan kedudukan hamba di sisi Alloh, akan lebih memungkinkan diterimanya sebuah ibadah . tetapi semuanya masih dalam ranah mahluq . masih dalam ranah syariat dan belum masuh dalam ranah Haqiqat . sebab ranah Haqiqat itu tidak ada campur tangan mahluq sama sekali . Full 100% TITAH DAN KEHENDAK ALLOH. BILLAH !!!

Berangkat dari sini, kita wajib menyadari betapa pentingnya ajaran Wahidiyah. Semua para sahabat Rosul, para kekasih Alloh, para Walinya Alloh, mereka menerapkan Wahidiyah. Hanya orang yang masih menggendong sifat Syiriq yang belum diberi bisa menerapkan Wahidiyah.

Kini saatnya koreksi diri sendiri secara total. Bagaimana keadaan kita sendiri. Tidak ada gunanya mengoreksi orang lain. KOREKSI DIRI PRIBADI DALAM OPRASI JIWA BESAR BESARAN . TOTAL

CARA MENDAPATKAN ILMU LADUNI

Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).
Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal...karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.
C. Cara mendapatkan ilmu dari Allah Swt.
ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :
1. Belajar
Termasuk bertanya dengan para ulama. Hendaknya belajar dengan guru mursyid yang menjaga dzikir dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
An-Nahl (16) : 43
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
16.43. Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama yang menjaga dzikir/mursyid) jika kamu tidak mengetahui,
2. TAKUT KEPADA ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :
“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)

artinya : “Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian(Qs. Al baqarah ayat 282)
Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW :
Nabi saw bersbda : “man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya
Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .
Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).
Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.
3. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI
sebuah hadits  menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi SAW bersabda :” BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”
4. TIDAK MENCINTAI DUNIA
‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”
Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang “man zahida fii dun-ya ‘allamahullu ‘ilman min ghoiru ta’allum”
artinya : “Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar” (Fadhilatushaqat).
5. Berdoa
Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. Sebagaimana dalam al-qur’an disebutkan :
“Wa qul rabbi zidnii ilma“
Artinya : Allah Swt. Berfirman : “Katakanlah  (hai Muhammad Saw.)  Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113)
Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir
Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah
Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..
Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.
6. Berdakwah
ika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt. Sebagaimana Dalam surat al-‘ankabut ayat terakhir :
“Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).
Lafadz “ subulana” atau “jalan-jalan kami” bermakna juga “jalan-jalan petunjuk dari Allah” atau “jalan-jalan hidayah (ilmu-ilmu islam yang haq)”.
Sebagaimana juga dalam hadits qudsi (kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as.,
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan  hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27,  Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.
Mengenai kisah dakwah kaum hawariyyin (pengikut Nabi Isa as.) :
-          Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus. (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam  wafat 257 H).
ilmu laduniadalah karunia khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia dalam hatinya.
Nabi SAW bersabda : “man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai”
artinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya


ILMU LADUNI DAN WIRIDNYA IJAZAH MUALIF SHALAWAT WAHIDIYAH

AUROD MUJAHADAH LADUNI
Jika sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 40 hari atau mengamalkan "YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH" 30 menit sekali duduk selama 40 hari dianjurkan Mujahadah Laduni.
Diamalkan selama 40 hari, dengan niat LILLAH-BILLAH dst. Syukur-syukur disertai Riyadhoh/puasa lebih bagus.
AUROD MUJAHADAH LADUNI

Bismillaahir rahmaanir rahiim
- Ilahadlrati sayyidina muhammadin shalallahu ‘alaihi wassalam.
Al Faatihah (Membaca Surat Alfatehah 3x)
Di hadiyahkan ke haribaan Junjungan kami Kanjeng Nabi Besar Muhammad Shollallohu ‘alaihi Wasallam.

- Asholaatu wassalaamu ‘alaika wa ‘alaa aalaika yaa sayyidii yaa rasuulallaah ‘allimnii warabbinii (100x)
Rahmad ta’dhim dan keselamatan semoga tetap tercurah kepadamu dan juga kepada keluargamu Duhai pemimpinku Duhai utusan Alloh

- Yaa sayyidii yaa rasuulallaah (1000x)
Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Alloh.

- Wa ilahadlrati ghautsi hadzaz zaman radliyallaahu ta’aalaa ‘anhu,
Al Faatihah (Membaca Surat Alfatehah 3x)
Dan di hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadhazzaman Rodiyallohu ta’alaa Anhum.

- Assalaamu ‘alaika yaa sayyidii yaa ayyuhal ghauts ‘allimnii warabbinii (100x)
keselamatan semoga tetap tercurah kepadamu Duhai pembimbingku Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman

- Yaa sayyidii yaa ayyuhal ghauts (1000x)
Duhai pembimbingku Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman

Berdo’a:
Allaahumma yaa man huwa fii ‘ulwihii kaa-i-nun,
Yaa man huwa fii ‘ilmihi muhiithun,
Yaa man huwa fii ‘izzihii lathiifun,
Yaa man huwa fii luthfihii syariifun,
Yaa man huwa fii fi’lihii hamiidun,
Yaa man huwa fii dzaatihii qadiimun,
Yaa man huwa fii mujdihii muniirun,
Yaa man huwa fii ‘athaa-i-hii katsiirun. Allaahumma akrimnaa minka binuurilfahmi, wa akhrijnaa min dhulumaatilwahmi, Warzuqnaa fahmannabiyyina wa hifdhalmursaliin, wa hifdha sayyidinaa muhammadin shalallaahu ‘alaihi wasalam, wa ilhaamal malaa-i-katil muqarrabiina, birahmatika yaa arhamar raahimiina walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. (21 x)


Al Faatihah… (Membaca Surat Al-Fatehah 1x)

Arti Do'a:
Yaa Allah Tuhan yang Maha Tetap dan tak pernah bergeser Keluhuran-Nya,
Tuhan yang Meliputi apapun ilmu Pengetahuan-Nya,
Tuhan yang Maha Halus Ke-Agungan-Nya
Tuhan yang Maha Mulia Kelembutan-Nya
Tuhan yang Maha Terpuji Perbuatan-Nya
Tuhan yag Terdahulu tanpa permulaan Dzat-Nya
Tuhan yang Bercahaya Ke-Agungan-Nya
Tuhan yang berlimpah Pemberian-Nya
Yaa Allah, anugerahkanlah kepda kami nur kepahaman (dan pengertian),
Dan selamatkan kami dari (paham/ajaran) yang menyesatkan, Dan anugerahkan kepda kami pahan pengertian sebagaimana paham pengertian para Nabi, Dan jagalah kami sebagaimana Engkau menjaga para Rasul, (khususnya) Nabi Muhammad SAW Dan ilhamkanlah kepda kami (ilmu) sebagaimana Engkau ilhamkan kepda para malaikat muqarrabiin dengan kasih sayang-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah dan segala puji terlimpah ruah hanya untuk-Mu
*)Sumber Majalah AHAM Edisi 89/Th.X/Jumadal Ula 1431 H halaman 28
#################
Pengertian Ilmu/do’a laduni:

• Konsep ilmu laduni berasal dari kalimat ”min ladunna iman” artinya ilmu yang diberasal dari sisi Kami (Allah), yang tercantum dalam QS Al Kahfi : 65. Silakan dilihat juga QS Al Kahfi 66-82.
• Menurut tokoh-tokoh Ulama Sufi/Tasawuf, seperti Al Junaidi, Abu Yazid Al Busthami, Ibnu Arabi, Imam Al Ghazali dll meyakini keistimewaan ilmu laduni. Ilmu yang didapat tanpa belajar dan langsung pandai. Ia merupakan ilmu yang paling agung dan puncak dari segala ilmu. ilmu pemberian langsung dari kehendak dan urusan Allah SWT. Bagaimana bentuk ilmu ini dijelaskan secara kongkrit ? Ujud ilmu Ladunni ini berupa ilham spontan yang memancar dari lubuk hati kemudian terpancarkan melalui akal dan fikir. Dengan mujahadah, pembersihan dan pensucian hati akan terpancar nur dari hatinya. Tidaklah bisa diraih ilmu ini kecuali setelah mencapai tingkatan ma’rifat melalui latihan-latihan, amalan-amalan, ataupun dzikir-dzikir tertentu. Ilmu ini hanya ada dalam pembahasan Hakikat/Tasawuf dan biasanya melalui tawasul kepada Guru Mursyidnya.
• Imam Al Ghazali menyebut Ilmu Laduni adalah ilmu yang dipancarkan langsung oleh Tuhan ke lubuk hati manusia tanpa proses belajar terlebih dahulu melalui proses metode ilmiah. Dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin 1/11-12 berkata: “Ilmu kasyaf adalah tersingkapnya tirai penutup, sehingga kebenaran dalam setiap perkara dapat terlihat jelas seperti menyaksikan langsung dengan mata kepala.
• Ibn Arabi menjelaskan bahwa ilmu laduni ini terpancar ke dalam hati manusia, tanpa diusahakan dan tanpa menggunakan argumentasi aqliyah (fikiran)

• Al Harawi dalam kitabnya “Manazil As Sairin” disebutkan bahwa Ilmu Laduni adalah ilmu yang diberikan oleh Allah ke dalam hati tanpa sebab yang dilakukan seseorang hamba.
• Abdul Qadir Al-Jailani memberikan pengertian bahwa ilmu laduni itu ilmu rohani dan pengetahuan hikmah (kebijakan) yang dapat diperoleh melalui perbuatan yang terus menerus dalam waktu lama dalam hal kebaikan dan kesalehan (istiqomah).
• Contoh Sahabat yang memiliki ilmu mukasyafah adalah Umar bin Khotob.
• Hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir alaihissalam pemilik ilmu laduni/hakikat Nabi Musa alaihissalam pemilik ilmu syareat:
“Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga.”

DASAR ILMU LADUNI

Iman Tidak Masuk kedalam hati yang keruh
Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia terlukis dalam lensa/cermin hatinya?
Atau bagaimana akan pergi menuju Allah, padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya?
Atau bagaimana akan dapat masuk ke hadrat Allah, padahal ia belum bersih (suci) dari kelalainnya yang disini diumpamakan dengan janabatnya?
Atau bagaimana mengharap akan mengerti rahasia yang halus (dalam), padahal ia belum taubat dari kekeliruan-kekeliruannya?
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa, mustahil (tidak mungkin), sebagaimana berkumpul antara diam dan gerak, antara cahaya terang dengan gelap. Demikian pula nur (cahaya) iman berlawanan dengan gelap yang disebabkan kerana selalu berharap/menyandarkan kepada sesuatu selain Allah.
Demikian pula berjalan menuju Allah harus bebas dari belenggu hawa nafsu supaya sampai kepada Allah.
Firman Allah :
“wataqullaha wayu’alimukumullah”
artinya : “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282).
Rasulullah SAW bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”1
Artinya : Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui” (HR. Imam Ahmad).
Imam Ahmad bin Hanbal ra. Bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari, maka Ahmad bin Hanbal ra. “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapati dari gurumu Abu Sulaiman ra. “. Jawab Ibnu Hawari : “Bacalah subhanallah tanpa kekaguman”.Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hanbal ra. : “Subhanallah” Maka berkata Abil Hawari ra. : “Aku telah mendengar bahwa Abu Sulaiman berkata : “ Apabila jiwa manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, nescaya akan terbang kea lam malakut (di langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat pada guru”. Imam Ahmad Bin Hanbal ra. Setelah mendengar keterangan itu langsung ia bangkit bangun/berdiri dan duduk ditempatnya berulang tiga kali, lalu berkata : “Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk islam”. Ia sungguh puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, kemudian ia membaca hadits tadi.
(Tarjamah Kitab Alhikam Syaikh Ibnu Athoillah)
Keterangan admin salafytobat :
1 Hadits ini juga tertulis di Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.
Adapun yang mengatakan bahwa Imam Ahmad mengatakan itu bukan hadits adalah jelas-jelas dusta dan bukti jinayah pemalsuannya terhadap pendapat ulama.
Syaikh Ibnu athoillah (wafat 709 H) dimakamkan di qarrafah al-qubra. Beliau adalah guru besar di madrasah al-azhar asyarif – mesir. Beliau menulis lenih dari 22 buku yang legendaris, mulai dari kitab tentang tasawwuf, nahwu, mantiq, sastra, fiqh sampai khitobah. Beliau mempunyai banyak murid yang menjadi ulama besar, seperti Imam Taqiyyudin al subki seorang ahli fiqh, tasawwuf dan hadits.
Semoga kita diberi taufiq dan hidayah oleh Allah SWT untuk dapat mengamalkan dan menyampaikannya.
:
A. Dalil-dalil ayat Al-qur’an tentang ilmu laduni/mauhub
- “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282).
- “Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami (jalan-jalan petunjuk). Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).
- “Katakanlah (hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113).
- “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. “(QS. Al-qashash [28], ayat 7).
- “Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65).
B. Hadits-hadits tentang ilmu mauhub/laduni
- Hadits Bukhari -Muslim :
“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi)
- Hadits At Tirmidzi :
“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi).
- Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra:
“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.
- Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).
- Dalam kitab syarah al-hikam
Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.
- Hadits qudsy shahih Riwayat Hakim
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.
- Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).
Allah mewahyukan kepada Isa untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus.
- Dalam hadis qudsi, Nabi Isa as. Juga bersabda:
“Isa As. berkata: “Buat kalian tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui, selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui. Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak beramal sesuai dengannya.” [ Diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... – 241 H), Kitab al-Zuhd, 327. Dan (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 1:69-70].
C. Nasihat Imam Malik dan Imam Syafei
- Nasihat imam syafei :
Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34
Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48
Artinya :
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
- Nashihat IMAM MALIK RA:
و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق
“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar .
Rujukan :
Al hikam, ibnu athoillah alasykanadary
Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425. (Buletin sesat wahaby)
Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.
Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H
Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi

SAAT KEMATIAN


jenazah.jpg

Abu Lais meriwayakan dengan sanadnya dari Albaraa’ bin Aazib r.a. berkata: Kami bersama Nabi s.a.w. keluar menghantar jenazah seorang sahabat ansar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan kedalam lahad, Nabi s.a.w. duduk dan kami turut duduk, diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedangkan Nabi.s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ditangannya, kemudian baginda mengangkat kepala dan bersadba: “Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksa kubur, 2 atau 3 kali diulang.” Lalu bersabda lagi…
“Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun kepadanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelinginya, kemudian datang malaikat maut dan duduk dekat kepalanya dan memanggil: Wahai ruh yang tenang baik, keluarlah menuju keampunan Allah dan ridhoNya”
Nabi s.a.w. bersabda lagi: “Maka keluar rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi, maka langsung diterima, dan langsung dimasukkan kedalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatas bumi, lalu dibawa naik. Maka tidak memalui rombongan malaikat melainkan ditanya: Roh siapakah yang harum ini? Dijawab ruh Fulan bin Fulan, sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit, dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap langit dihantar oleh malaikat muqorrbun dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh.
Maka Allah berfirman: Catatlah suratannya di ILLIYIN. Kemudian dikembalikan ke bumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan di dalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya.
Maka kembalilah ruh ke jasad didalam kubur, kemudian datang kepadanya dua malaikat untuk menanya: Siapa tuhan kamu? Maka dijawabnya: Allah tuhan ku. Lalu ditanya: Apa agamamu: Dijawab: Islam agama ku. Ditanya: Bagaimana pendapat mu tentang orang yang diutuskan dikalangan kamu? Dijawab: Ia utusan Allah. Ditanya: Bagaimana kamu mengetahui itu? Dijawab: Aku membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya.
Lalu terdengar suara: Benar hambaku, maka berikan kepadanya hamparan dari Syurga serta pakain Syurga dan bukakan untuknya pintu menuju ke Syurga, supaya ia mendapat bau dan hawa syurga. Lalu diluaskan kubur sepanjang pandangan mata kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya seraya berkata: Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Lalu ia berkata: Siapakah kamu? Jawabnya: Aku, amalmu yang baik. Lalu ia berkata: Ya tuhan segerakan lah hari Khiamat supaya segara aku bertem dengan keluarga ku dan kawan-kawan ku.”
Nabi s.a.w bersabda lagi: Adapun hamba yang kafir jika akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat, maka turun kepadanya malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan berpakaian hitam. Lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata. Kemudian datang malaikat maut dan duduk disamping kepalanya, lalu berkata: Hai ruh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah. Maka tersebar disemua anggota badannya, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterimanya dan dimasukkan kedalam kain hitam dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai dan dibawa naik. Maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: Ruh siapakah yang jahat dan busuk itu? Dijawab: Ruh Fulan bin Fulan dengan sebutan yang sangat jijik sehingga sampai kelangit dunia maka diminta buka, tetapi tidak dibuka untuknya.
Kemudian Nabi s.a.w membaca ayat: (maksudnya..) Tidak dibukakan kepada mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk Syurga hingga unta dapat masukke lubang jarum.
Kemudian diperintahkan: Tulislah orang itu didalam SIJJIN kemudian dilemparkan ruhnya itu begitu saja. Kemudian dikembalikan ruh itu kedalam jasad di dalam kubur, lalu didatangi oleh dua malaikat yang menundukkannya lalu menanya: Siapa tuhan kamu? Jawabnya: Aku tidak tahu. Lalu ditanya: Apa agama mu? Jawabnya: Au tidak tahu. Lalu ditanya: Apa pendapat kamu terhadap orang diutus dikalanga kamu? Jawabnya: Aku tidak tahu.
Maka dengar seruan dari langit: Dusta hambaku, hamparkan untuknya hamparan dari Neraka dan bukakan baginya pintu Neraka. Maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rusak tulang rusuknya. Kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya berkata kepadanya: Sambutlah hari yang sangat jijik bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu. Lalu ia bertanya: Siapakah kamu? Jawabnya: Aku amalanmu yang buruk. Lalu ia berkata: Ya tuhan jangan segerakan hati khiamat, ya tuhan jangan segerakan hari khiamat.
MEMBACA AL-QUR’AN DI DEKAT KUBUR ( DIKUBURAN )

Kalau kita berbicara mengenai hal ini merupakan suatu permasalahn yang khilafiyah yaitu masih ada perbedaan pendapat di anatara para Ulama’. Ulama yang tidak memperbolehkan adanya hal itu mempunyai dalil sedangkan ulama’ yang memperbolehkannya pun mempunyai dalil dan bahkan lebih banyak. Sehingga di sini kami mencoba mengupasnya sedikit agar tidak saling menghina dan menyalahkan bahkan menganggap bid’ah sesuatu.
GOLONGAN YANG TIDAK MEMPERBOLEHKAN
Diantara Ulama yang yang tidak memperbolehkan adanya membaca Al-Qur’an didekat pemakaman bahkan hal itu dikatakan suatu hal yang bid’ah yaitu pendapat yang dipelopori oleh ulama’-ulama’ dari Hijaz – maaf kalau ada yang tersinggung ( Baca Wahabi ). Diantara yang berfatwa seperti hal itu yaitu Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dalam kitabnya “ AL-AQIDATU AL-ISLAMIYYAH ” beliau berkata.
“ Tidak boleh sedikitpun membaca daripada AL-Qur’an walaupun hanya surat AL-Fatihah. Rasulullah SAWbersabda Janganlah kamu menjadikan rumahmu bagaikan pemakaman. Sesungguhnya syaitan itu akan lari terbirit-birit dari sebuah rumah yang didalamnya dibacakan Surat Al-Baqarah. ( HR Imam Muslim ). Hadits itu memberikan petunjuk bahwasanya pekuburan itu bukan tempat untuk membaca Al-Qur’an sebaliknya adalah ruimah. Dan tidak ada dasarnya yang kuat dari Rasulullah SAW dan Para Sahabatnya bahwasanya mereka telah membaca AL-Qur’an untuk orang-orang yang telah meninggal. Akan tetapi mereka telah berdo’a untuk orang-orang yang telah meninggal. Rasulullah SAW apabila telah selesai mengubur mayit beliau suka berdiri di atas kuburnya dan bersabda Mintalah ampun untuk saudaramu dan mintalah untuk dia kemantapan karena sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya.( HR Imam Hakim )
( Aqidah Al-Islamiyyah, 101-102 )
Hadits yang ada di atas juga merupakan salah satu sandaran dari saudara kita yang tidak setuju dengan adanya hadiah pahala untuk orang yang meninggal khususnya menghadiahkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.
Selain itu Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas juga jberpendapat bahwa membaca Al-Qur’an dipekuburan itu hukumnya adalah MAKRUH tidak sampai haram dan bid’ah.
“ Dan Imam Malik dan Imam Abu Hanifa telah memakruhkannya karena membaca Al-Qur’an dipemakaman itu tidak ada haditsnya.”
( Fiqhu Sunnah I, 472 )
Akan tetapi pendapat Kedua Imam ini ternya tidak diikuti oleh sebagian besar Ulama yang ber-Madzhab Hanafi dan Maliki. Hal ini membuktikan bahwa para Ulama di Empat Madzhab itu tidak serta merta mengikuti apa yang di fatwakan oleh Imam Madzhab Mereka tetapi mereka meneliti terlebih dahulu apakah sesuai dengan sunnah dan Al-Qur’an. Hal ini akan kami jelaskan terkemudian.
GOLONGAN YANG MEMPERBOLEHKAN
Adapun Golongan yang memperbolehkan adanya bacaan AL-Qur’an di pemakaman dan ini merupakan apa yang kami ikuti. Adapun Ulama-Ulama yang memperbolehkan membaca Al-Qur’an di pemakaman yaitu Ulama’-Ulama’ dari Madzhab Syafi’I dan juga Ulama’-ulama’ Madzhab Hambali dan Jumhur Al-Ulama’. Para Ulama Di atas membolehkan dan bahkan menghukumi sunnah membaca Al-Qur’an di pemakaman itu. Fatwa ini dikemukakan oleh Al-Imam Asy-Syafi’I ( yang oleh orang yang tidak sependapat bahwa Imam Syafi’I melarang membaca Al-Quran karena tidak sampai padahal yang sebenarnya tidak begitu). Selain itu pendapat Imam Syafi’I ini juga diikuti oleh murid beliau Imam Ahmad bin Hambal dan juga murid dari Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas. Seperti yang ada dalam kitab Fiqhu Sunnah
“Para Ulama ahli fiqih telah berbeda pendapat dalam menetapkan hukum membaca Al-Qur’an di pemakaman. Imam Syafi’I dan Imam Muhammad Al-Hasan ( Murid Imam Abu Hanifah ) berpendapat bahwa membaca Al-Quran dipemakaman hukumnya adalah sunnah dan pendapat keduanya disetujui oleh Imam Qadhi Itadhi dan Imam Al-Qorofi dari Madzhab Maliki. Dan Imam Ahmad bin hambal berpendapat bahwa membaca AL-Qur’an di pemakaman itu tidak ada salahnya ( boleh ).”
( Fiqhu Sunnah I, 472 )
Imam Al-Muhaddits Muhammad bin Allan As-Shiddiqi dalam kitab Syarah Riyadh Al-Sholihin berkata “Imam Syafi’I berkata Disunnahkan membaca sebagian ayat Al-Qur’an di dekat mayit dan lebih baik lagi jika mereka membaca Al-Qur’an sampai khatam.”
( DalilAl-Falihin VI, 103 )
Al-Imam Muhyiddin Zakaria An-Nawawi dalam Al-Adzkar mengatakan “berkata Imam Syafi’I ra dan para sahabatnya : Sunnah hukumnya membaca sebagian Al-Qur’an di dekat mayit dan kalau mereka sampai menghatamkannya sangatlah baik.”
( AL-Adzkar, 147 )
Sudah saya jelaskan dalam tulisan yang terdahulu Bahwa dalam hal ini Imam Syafi’I yang seorang Mujtahid Mutlak tidak hanya berfatwa saja tetapi beliau juga langsung mempraktekkannya. Hal itu dijelaskan ketika beliau Imam Syafi’I pindah ke Mesir sekitar tahun 200 H
Sudah populer diketahui banyak orang ( berita yang mutawattir ) bahwa Imam Syafi’I pernah berziarah ke makam Laits bin Sa’ad. Beliau memujinya dan membaca Al-Qur’an di dekat kuburannya dengan sekali khatam. Lalu beliau berkata, Saya berharap semoga hal ini terus berlanjut dan maka pada begitulah pembacaan itu dilakukan..
( Adz-Dzakhiratu Ats-Tsaminah, 47 )
Selanjutnya Seorang Ahli Hadits Al-Imam Syaukani juga berpendapat boleh membaca Al-Qur’an dipemakaman.
“ Dan tidaklah tercela hal itu menghadiahkan pahala membaca Al-Qur’an atau lainnya kepada orang yang telah meninggal dunia bahkan ada beberapa jenis bacaan yang didasarkan pada hadits shahih seperti Iqrau Yasin ‘Ala Mautakum (Bacalah Surat Yasin kepada orang mati diantara kamu). Dan tidak ada perbedaan antara membaca Yasin itu dilakukan secara jama’ah hadir di dekat mayit atau di atas kuburnya, dan membaca Al-Qur’an secara keseluruhan atau sebagian baik dilakukan dimasjid ataupun dirumah.
( Al-Rasa’il Al-Salafiyyah, 46 )
Dan keterangan mengenai hal ini juga dipertegas mengenai kobolehan atau kesunnahan membaca Al-Qur’an ini di pemakaman oleh Al-Imam Ahmad bin Hambal yang juga merupakan seorang Mujtahid Mutlak. Imam Al-Qurthubi dalam Mukhtashar Tadzkirat Al-Qurthubi berkata
“ Imam Ahmad bin Hambal ra berkata apabila kamu berziarah ke pemakaman, maka bacalah surat Al-Fatihah, Al-Mu’awwidzatain, dan surat AL-Ikhlas. Kemudia hadiahkan pahalanya untuk ahli kubur. Maka sesungguhnya hadiah pahala itu sampai kepada mereka.”
( Mukhtashar Tadzkirat Al-Qurthubi, 25 ini juga bisa kita temukan dalam kitab karangan orang Indonesia yaitu Hujjah Ahlus Sunnah Wa Al-Jma’ah hal 8 )
Adapun pendapat-pendapat tersebut bersumber dari hadits diantaranya yaitu.
“ Dari Ma’qil bin Yasar ra dari nabi SAW beliau bersabda Surat yasin adalah hatii Al-Qur’an Tidaklah seseorang membacanya dengan mengharap rahmat Allah SWT kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Maka bacalah Surat Yasin atas orang-orang yang meninggal diantara kalian.”
( HR Imam Ahmad, Imam Nasa’I, Imam Abu Daud dan dishahihkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Hakim )
Sesuai penjelasan Imam Syaukani bahwa Raulullah SAW menyuruh kita membaca Surat yasin untuk yang meninggal adapun mengenai tempat tidak ditentukan , sehingga tidak ada salahnya membacanya di pemakaman. Hal ini bahayak dilakukan oleh para Sahabat yang mulya dan para tabi’in. mereka membaca beberapa ayat Al-Qur’an dan tidak hanya Surat Yasin.
Hadits dari sahabat Abdullah bin Umar ra. Bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “ Jika telah meninggal salah seorang diantara kamu, maka janganlah kamu menahannya dan segerakanlah membawa kekubur ( maksudnya dikubur ) dan bacakanlah Fatihah Al-Kitab disamping kepalanya.”
( HR Imam Baihaqi dan Thabrani )
“ Dari Sahabat Ali ra Rasulullah SAW bersabda Barang Siapa Memasuki pemakaman lalu membaca Syrat Al-Ikhlas sebelas kali dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang meninggal ( ahli kubur ) maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu.”
( HR Imam Daruqutni, Abu Muhammad Al-Samarqandi dan Imam Rafi’I lihat Haula Khashaish Al-Qur’an hal 45 )
Selain itu ada juga hadits dari Imam Ali ra Bahwa Rasulullah SAW bersabda Barang Siapa Memasuki pemakaman lalu membaca Syrat Al-Ikhlas sebelas kali dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang meninggal ( ahli kubur ) maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu.”
( HR Hafidz As-Salafi secara marfu’ )
Dan juga Hadits mengenai wasiat Ibnu Umar ra yang disebutkan oleh Abu Al-‘Izz AL-Hanafi
“ Dari Ibnu Umar ra bahwa beliau ra berwasiat agar di atas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal surat Al-Baqarah dan akhirnya Dan dari sebagian Sahabat Muhajirin dinukil pula adanya pembacaan surat Al-Baqarah.”
( Syarah Aqidak At-Thahawiyyah, 485 )
Selain itu dari riwayat Imam Baihaqi dengan sanad hasan bahwa Ibnu Umar menyukai( menyunahkan ) agar dibaca di atas kubur sesudah pemakaman awal surat Al-Baqarah dan akhirnya.
( Al-Adzkar Imam Nawawi hal. 206 )
Barangkali teman dalam forum ini sudah tahu siapa itu Ibnu Umar ra yang nama aslinya Abdullah bin Umar ra. Nbeliau merupakan salah satu sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits, sekitar 2630 hadits. Selain itu beliau ra juga merupakan satu dari tujuh sahabat yang paling banyak memberi fatwa selain Ibnu umar ra juga Ibnu Abbas ra, Umar bin Khaththab ra, Ibnu umar ra, Aisyah Ummul Mu’minin, Abdullah bin Mas’ud, zaid bin tsabit dan Ali bin Abi Tholib.
Selan itu pujian para Sahabat atau para Tabi’in kepada Ibnu umar juga sangat banyak sehingga sangat tidak mungkin jikalau Ibnu Umar berfatwa sedangkan fatwa beliau ra menentang dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Juikalau ada perbedaan maka yang harus dilihat yaitu bagaimana penafsiran kita terhadap suatu hadits tersebut apakah sesuai dengan penafsiran para sahabat tersebut.
Dalam kitab Al-Manhalu Al-Latiif fi Ushuli Al-Hadits Al-Syarif karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani disebutkan bahwa
“ Diriwayatkan dari Ja’far dia berkata Tidak ada seorang sahabat diantara sahabat-sahabat nabi SAW apabila mendengar hadits darinya yang paling berhati-hati dengan tidak menambah dan mengurangi selain Ibnu Umar.”
Selain Itu Riwayat Dari Malik dia berkata Ibnu Shihab berkata kepadakuu “kamu jangan membanding-bandingkan pendapat Ibnu Umar karena sesungguhnya dia seorang yang menegakkan sunnah sesudah Rasulullah SAW tidak ada sesuatu yang meragukannya darinya baik yang terkait persoalan Rasulullah SAW ataupun Sahabat-sahabatnya.”
Sebenarnya mengenai keadilan Ibnu Umar dalam melaksanakan Sunnah Rasulullah SAW tanpa mengurang dan menambah dan kealiman ke wara’ an sangat banya.
Selain itu juga ada hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda “ Barang siapa memasuki pemakaman lalu membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, dan Al-Takatsur lalu berdo’a. Aku hadiahkan pahala bacaan yang aku baca dari firman-Mu untuk semua ahli kubur dari kalangan mu’minin dan mu’minat. Maka semua ahli kubur itu akam memberikan syafa’at kepada orang yang membaca surat tersebut.”
( HR Abu Qasim Al-Zaila’I, lihat Haula Khashaish Al-Qur’an )
Dan yang terakhir mari kita lihat pendapat salah seorang murid dari Imam Ibnu Taimiyyah yaitu Ibnu Qoyyim Al-Jauzi dalam kitab beliau
Disebutkan dalam kitab Al-Ruh halaman 11 menulis bahwa Imam Al-Khallal telah meriwayatkan dari Imam Al-Sya’bi dan berkata bahwa jika ada sahabat di kalangan Anshar meninggal dunia mereka bergantian datang / berkumpul di depan kuburnya sambil membaca Al-Qur’an.
Selain itu Imam Al-Khallal dalamkitabnya Al-Jami’ keyila membahas mengenai bacaan Al-Qur’an disamping kubur berkata menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad Ad-Dauri menceritakan kepada kami yahya bin Mu’in menceritakan kepada kami Mubasyar Al-Halabi menceritakan kepada kamiAbdurrahman bin Ala’ bin Al-Lajlaj dari bapaknya ia berkata. Bapakku berkata “ Jika aku telah mati maka letakkan aku di liang lahat dan ucapkan Bismillah wa ‘ala Sunnati Rasulillahdan ratakan tanah atasku dab bacakan permulaan Surat Al-Baqarah disamping kepalaku karena sesungguhnya aku mendengar Abdullah bin Umar ra mengatakan demikian.”
Ibnu Qayyim juga menceritakan bahwa Al-Khallal berkata mengkhabarkan kepada kami Hasan bin Ahmad AL-Warraq menceritakan kepada kami Ali bin Musa Al-Haddad dan dia adalah seorang yang sangat jujur dia berkata “ Pernah aku bersama Imam Ahmad bin Hambal dan Muhammad bin Qudomah Al-Jauhari menghadiri jenazah, maka ketika mayyit dimakamkan seseorang lelalki kurus membaca duduk disamping kubur sambil membaca Al-Qur’an . Melihat hal itu Imam Ahmad berkata Hai sesungguhnya membaca Al-Qur’an disamping kubur itu bid’ah. Maka ketika kami keluar dari kubur berkatalah Muhammad bin Qudomah kepada Imam Ahmad bin Hambal. Wahai Abu Abdillah bagaimana pendapatmu mengenai Mubassyar Al-Halabi? Imam Ahmad menjawab : Beliau orang yang Tsiqah, apakah engkau meriwayatkan sesuatu darinya ? Muhammad bin Qudomah menjawab : Ya, mengabarkan kepadaku Mubassyar dari Abdurrahman bin Ala’ bin Lajlaj dari bapaknya bahwa ia berwasiat apabila telah dikuburkan agar dibacakan disamping kepalanya permulaan Surat Al-Baqarah dan akhirnya dan dia berkata : Aku telah mendengar Ibnu umar ra berwasiat dengan yang demikian. Mendengar riwayat itu Imam Ahmad berkata : Kembalilah dan katakan kepada lelaki itu agar meneruskan bacaan Al-Qur’annya.”
( Dari Kitab Al-Ruh oleh Imam Ibnu Qayyim halaman 11-13 )
Sehingga dari nash dan bukti di atas bahwa membaca Al-Qur’an di pemakaman itu bukanlah sesuatu yang bid’ah tetapi sesuatu yang boleh dilakukan dan bahkan sunnah karena para Sahabat Beliau SAW baik itu sahabat Muhajirin ataupun Anshar melakukannya.
Demikian keteraangan kami semoga bermanfaat, maaf-maaf kalau ada salah tulis dan tulisan yang menyinggung saudaraku semua.
Semoga Allah SWT memberikan Hidayah-Nya kepada kita.

DSAR RAHASIA AMALAN 4O HARI

Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).
- Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani (wahabi majnun) di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
– hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Anas bin Malik radliyallah ‘anhu:
مَنْ وَاظَبَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَةِ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لا تَفُوْتُهُ رَكْعَةٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا بَرَاءَتَيْنِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
“Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka’atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, no. 2746)
- Dalam kitab syarah al-hikam
Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.
- Hadits qudsy shahih Riwayat Hakim
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.
- Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).
Allah mewahyukan kepada Isa untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus.
- Dalam hadis qudsi, Nabi Isa as. Juga bersabda:
“Isa As. berkata: “Buat kalian tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui, selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui. Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak beramal sesuai dengannya.” [ Diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... – 241 H), Kitab al-Zuhd, 327. Dan (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 1:69-70]

DASAR MEMBACA NIDA"YAA SAYYYIDII YAA ROSUULALLOOH" N DASAR DIAMALKAN SELAMA 40 HARI


DASAR NIDA"YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kenapa sih kita harus memangil-manggil Rosululloh SAW dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ?
Alloh SWT berfirman di dalam hadist qudsi : "Yaa Muhammad, Aku jadikan Engkau sebagai sebutan (panggilan), barangsiapa yang memanggil-manggil Engkau, maka sesunggunya dia telah memangil-manggil Aku, dan barang siapa yang cinta kepadamu, berarti dia juga telah mencintai Aku".
Dalam hadits Rosululloh SAW bersabda : "MAN DZAKARONII FAQOD DZAKARULLOH WAMAN AHABBANII FAQOD AHABBALLOH WAL MUSHOLLI 'ALAIYYA NAATHIQUN BIDZIKRILLAH" (Sa'aadatud Daroin).
"Barang siapa dzikir kepadaku (lebih-lebih menyebut), maka sungguh ia dzikir kepada Alloh dan barang siapa cinta kepada-Ku, maka sungguh ia cinta kepada Alloh, dan orang yang membaca sholawat kepada-Ku, sungguh ia mengucakan dzikir kepada Alloh".
Dan masih banyak lagi Hadits yg menjelaskan bahwa Dzikir (lebih2 menyebut) Nabi SAW adalah IBADAH !. SABDA ROSULULLOH SAW : "DZIKRU 'ALAIYYA 'IBAADATUN " - "DZIKIR (LEBIH-LEBIH MENYEBUT) KEPADA SAYA ADALAH IBADAH".

DASAR DIAMALKAN 40 HARI

Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :

Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah)


RIYADHOH MELEK MALAM DAN MENGURANGI MAKAN


Manfaat cegah tidur (melek) itu membekas di sukma. Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama: panjang umurnya, kedua: beruntung, ketiga: tajam mata batinnya.

Manfaat cegah makan (puasa) itu membekas di raga. Menghasilkan terhadap apa yang diminta, memperoleh 3 perkara yaitu pertama: berwibawa nan sakti, kedua: mendapatkan kedudukan tinggi, dan ketiga: kaya.

Tentu saja dalam hal ini yang dimaksud dengan cegah makan dan cegah tidur itu adalah lelaku yang didasari oleh NIAT dan TEKAD. Inilah yang membedakan orang tidak makan karena lelaku ritual dengan orang tidak makan karena kelaparan.

Misalnya ada 2 orang yang masuk dalam ruang yang gelap gulita, tidak diberi makan-minum selama beberapa hari. Orang pertama adalah seorang narapidana yang dimasukan dalam sel tahanan. Orang kedua adalah seorang spiritualis yang sedang masuk dalam gua/ruangan untuk bertapa / bertafakur. Kedua orang tersebut mengalami kondisi yang sama, tidak makan & tidak tidur tetapi karena niat dan tekadnya berbeda maka menghasilkan manfaat (efek) yang berbeda pula.

Inti amalan lelaku seperti cegah makan (puasa) dan cegah tidur (melek) adalah mengendalikan diri. Yaitu berusaha mengendalikan keinginan nafsu badan jasmani, serta nafsu pikiran jahat. Maka niat dan tekad itu penting. Bila anda sudah bertekad mengendalikan nafsu badan dengan berpuasa dan melek, maka berusahalah dengan lebih keras untuk melaksanakannya. Bila anda berhasil dan bisa istiqomah (tekun menjaga amalan terus menerus) itu artinya anda tidak lagi diperbudak nafsu badan. Anda tidak lagi diperbudak nafsu keinginan. Untuk apa mampu berpuasa berhari-hari tetapi setelah masa puasa lalu kembali mengumbar hawa nafsu. Begitupula bila sudah bertekad melek semalam suntuk tetapi masih saja tidur semaunya. Itu juga belum bisa disebut berhasil. Sebab diri kita masih belum bisa mengendalikan nafsu tidur. Ritual puasa & melek semacam itu tidak ada artinya. Karena meskipun anda telah menyelesaikan puasa tetapi inti puasa sebagai pengendali badan jasmani dan nafsu tidak terpenuhi.

Meskipun saat sahur dan berbuka boleh makan apa saja, tetapi tetaplah menjaga inti puasa. Yaitu pengendalikan diri dan nafsu. Makan dan tidurlah ala kadarnya saja. Makanlah apa yang ada di meja makan, walaupun hanya ada nasi putih dan air putih saja. Tidak perlu mencari-cari yang tidak tersedia. Makan dan jangan protes! Lalu biasakan tidur selepas tengah malam dan bangunlah sebelum Matahari terbit. Atau tidurlah lebih awal, lalu bangunlah dini hari (sepertiga malam) sampai Dhuha jangan tidur lagi. Isilah waktu terjaga (melek) ini dengan hal yang positif seperti meditasi, atau sembahyang mengagungkan asma Tuhan.

Tujuan amalan lelaku para spiritualis adalah agar bisa mengendalikan 9 lubang hawa (babagan hawa 9) sebagai keluar masuknya nafsu. Melalui cegah makan (puasa), cegah tidur (melek), tafakur, meditasi atau semacamnya. Bila badan dan nafsu telah dikendalikan, maka lebih mudah konsentrasi masuk dalam dimensi ruhani. Pintu dimensi ruhani hanya bisa ditembus dengan kepasrahan raga, pikiran dan jiwa. Ketiga komponen tersebut sulit sekali pasrah bila selama ini selalu dituruti keinginan nafsunya. Maka perlu dikendalikan dengan disiplin. Kedisiplinan bisa diperoleh bila kita memiliki Niat dan Tekad yang kuat untuk mewujudkan apa yang diminta.

Efek dari ketekunan melakukan amalan cegah makan (puasa) dan cegah tidur (melek) yang dibalut dengan lelaku amaliyah yang baik seperti membaca wirid, puji-pujian, doa-mantra atau semacamnya inilah yang nanti akan menajamkan mata batin. Energi ruhani yang bersifat ghaib akan memancar secara otomatis dari diri anda. Daya energi inilah yang membuat pancaran aura anda berpendar terang, tampak berkharisma dan berwibawa.

Senin, 29 September 2014

SEJARAH SHALAWAT WAHIDIYAH

Teladan yang Baik dalam Segala Hal

Keteladanan Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA dapat dilihat dari aspek keulamaannya yang sangat besar sekali dan keteladanannya sebagai seorang pemimpin. Aspek keulamaannya sangat jelas sekali karena beliau pernah menjadi adalah salah satu anggota Syuriyah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama’ Kota Kediri di tahun 1960-an, disamping sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo. Bukti yang lebih hebat atas keulamaannya adalah buah ta’lifan yang berupa Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah. Dari segi kepemimpinan, keteladanannya dapat dilihat dari bagaimana kehidupan beliau yang amat sangat sederhana sekali. Apa yang beliau kenakan adalah apa yang dikenakan untuk senantiasa audensi kepada Allah SWT.
Beliau dikenal sebagai orang yang sangat sederhana, tidak macam-macam dan tidak neko-neko. Apabila berbicara, cukup yang penting dan ada manfaatnya saja. Cara hidup yang beliau jalani merupakan pelajaran bagi setiap orang yang mengenal dan bisa “membaca” perilakunya. Kalau bisa “membaca” setiap perilaku Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA, akan memperoleh ilmu yang berharga. Perilakunya merupakan pengamalan dari Ajaran Wahidiyah. Sayangnya, kadang pengamal Wahidiyah kurang pandai membaca apa yang beliau sampaikan. Padahal, apa yang beliau sampaikan sebenarnya merupakan sikap yang seharusnya diambil atau dicontoh oleh pengamal Wahidiyah.
Dalam hal jamuan makan, misalnya, apa yang ada di depannya itulah yang beliau makan. Beliau tidak pernah bergeser kemana-mana. Cara memakan makanan pun sedikit demi sedikit. Bahkan setiap kali makanan yang masuk kemulut harus dikunyah tidak kurang dari dua puluh satu kali kunyahan. Dari cara makannya saja kelihatan, tidak ada sedikit pun hal yang berlebihan. Beliau tidak meletakkan piring makanannya apabila teman sejamuannya belum selesai makannya. Selama waktu makan, beliau sama sekali tidak berbicara.
Terutama pada makanan, beliau paling berhati-hati dalam menkonsumsinya. Tidak hanya halalan thoyyiban yang menjadi pedoman, tetapi beliau juga menjauhi makanan yang berbau syubhat. Bahkan beliau akan muntah, apabila makanan yang dimakan tercampur dengan semut. Makanannya tidak macam-macam meski ada berbagai macam makanan, namun beliau jarang atau sama sekali tidak menyentuhnya.
Dalam hal Perjuangan Wahidiyah beliau menempatkannya pada urutan nomor wachid. Hal ini merupakan pengamalan dari Ajaran Yukti Kulladzi Haqqin haqqoh dan Taqdimul Aham fal Aham. Beliau selalu menomorsatukan Perjuangan Fafirruu Ilalloh wa Rasulihi SAW di atas segala kepentingan. Segala kemampuan beliau curahkan dalam perjuangan suci ini, apapun yang beliau miliki seperti, ilmu, harta, karomah, kedudukan, kesehatan, kesemuanya itu merupakan sarana dalam memperjuangkan Wahidiyah.
Beliau mengamalkan ilmunya tidak hanya dengan pidato di atas mimbar. Namun beliau mengamalkan ilmunya dengan keteladanan. Keteladananlah yang beliau sampaikan kepada masyarakat (pengamal Wahidiyah). Mudah-mudahan pengamal Wahidiyah benar-benar dapat mengambil teladanan dari perilaku dan kehidupan Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA. Beliau merupakan contoh dan teladan yang baik dalam segala hal.
Ghoutsu Hadzazzaman
Berdasarkan khusnudhon dan keyakinan pengamal Wahidiyah, bahwa Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA adalah seorang Ghoutsu Hadzazzaman. Kesempurnaan arti dan makna, keindahan ungkapan bahasa, keberkahan setiap rangkaian kata dan ketinggian mahabbah dzauqiyyah sifat-saifat Rasulullah SAW serta kedalaman pancaran nur imaniyah yang terkandung di dalam Sholawat Wahidiyah merupakan bukti bahwa beliau Syekh al-Haj Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah adalah orang yang ‘arif billah, sempurna dan agung disisi Allah SWT wa Rasulihi SAW. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Syekh Musthofa at_Thomum RA dalam kitab manaqibnya Sayyid Muhammad Sirrul Khotami al-Mirghoni RA halaman 81:
………………
………………
“Sesungguhnya sirrinya seorang wali itu ada dalam khizibnya, dan maqamnya ada dalam susunan sholawatnya atas Nabi SAW. Maka beberapa sifat Nabi SAW yang tercantum di dalam susunan sholawatnya adalah menunjukkan derajat dan maqam wali itu”.
Disamping terpancar dalam kandungan Sholawat Wahidiyah, kedudukan dan ketinggian derajat Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA juga terwujud dalam lisanul hal dalam menunjukkan ketinggian akhlak, kedalaman ilmu syari’at dan hakikat dan kesempurnaan ma’rifat dalam membimbing umat masyarakat. Maka kita ---pengamal Wahidiyah--- sangat yakin rasanya sulit sekali menenmukan seseorang yang menyamai, apalagi melebihi kedudukan dan derajat Muallif Sholawat Wahidiyah, bahkan tanpa diragukan Muallif Sholawat Wahidiyah adalah sebagai guru agung yang kaamil mukammil (sempurna dan menyempurnakan ma’rifat orang lain) dan seorang Ghouts zaman yang menduduki kedudukan Mujaddid (pembaharu metode) wushul ma’rifat billah atau pembina mental dan ruhani di zaman ini.
Terbukti di zaman ini hanya Muallif Sholawat Wahidiyah yang senantiasa membimbing, mengajak dan mendoakan umat masyarakat tanpa pandang bulu dan golongan untuk sadar ma’rifat kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW melalui bimbingan praktis yang lazim dikenal dengan Ajaran Wahidiyah yaitu; Lillah Billah, Lirrasul Birrasul, Lilghouts Bilghouts, Yukti Kulladzi Haaqqin Haqqoh dan Taqdimul Aham fal Aham Tsummal Anfa’ fal Anfa’. Ajaran ini adalah ajaran yang mencakup Islam, Iman dan Ihsan yang menurut para ulama disebut dengan syari’at, aqidah dan akhlak. Sedangkan menurut para ahli tasawuf disebut dengan syari’ah, hakikat dan ma’rifat. Maka Ajaran Wahidiyah itu adalah ajaran yang berdasarkan Al-Quran, Al-Hadis serta ijma’ para ulama’ Salafus Shalihin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah merupakan karunia Allah SWT yang agung nan luhur yang diturunkan melalui Syaikhuna al-fadhil al ‘Alim al ‘Allamah al ‘Arif Billah al Mukarram Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef QS RA. Oleh karena itu merupakan ni’mat yang tiada bandingannya bagi kita yang telah menemukan ---tanpa harus bersusah payah--- dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah.
Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah merupakan suatu doa yang sangat praktis dan tiada bandingannya untuk wushul kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Bahkan pada acara Hari Ulang Tahun Sholawat Wahidiyah yang ke-2 Romo K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA “bersumpah” (dawuh) “Kalau memang ada suatu amalan yang lebih cepat dalam hal menyampaikan wushul kepada Allah SWT melebihi amalan Wahidiyah, maka saya akan meguru lagi. Dan selanjutnya saya beserta seluruh pengamal Wahidiyah akan mengamalkan amalan tersebut”.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih pengamal Wahidiyah kepada Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA yang dengan ikhlas telah mengijazahkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah kepada kita semua, tiada lain yang dapat kita haturkan kepada beliau, kecuali kepatuhan dan ketaatan kita terhadap semua yang telah dibimbingkannya, istilah lainnya adalah pasrah bongkokan :Almuridu ‘indal syaikhi kalmayyit ‘inda yadayil ghosili (“seorang murid terhadap gurunya harus seperti mayit di bawah kedua tangan orang yang memandikannya).
Dengan kerendahan hati, duhai Syaikhina wa Murobbina Romo K.H. Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS RA terimalah untaian doa kami : JAZALLAHU ‘ANNA ……………

   WAFAT DAN PEMAKAMAN

 Lazimnya, seseorang selalu menyembunyikan kepribadiannya, dan tidak banyak yang dapat mengetahui sifat-sifatnya, kecuali ketika orang tersebut berada dalam dua situasi, yakni saat dia tidak mungkin lagi mengenakan topeng yang menyembunyikan wajah aslinya di sepanjang hidupnya; ketika dia dijebloskan dalam penjara, dan disaat dia terbaring mati.
Dalam kedua keadaan tersebut, penglihatan kita memperoleh kesempatan yang sangat langka untuk melihat wajah hakiki seseorang, khususnya dalam keadaan yang kedua, ketika orang itu mati.
Ketika seseorang mencium bau maut, ruhnya menjadi murni, dan disaat seseorang terbujur mati, maka saat itu dia menunjukkan dirinya yang sejati. Hebatnya kematian, mampu membuat seseorang menjadi sepenuhnya telanjang, tanpa bisa berpura-pura. Sebab dia tidak memiliki kesempatan untuk menyombongkan diri. Kematian adalah peristiwa yang sangat besar, yang disampingnya seseorang begitu menjadi kecil. Ruh yang ketakutan, keluar dalam keadaan telanjang dari sarangnya yang sepanjang umurnya mampu menyembunyikan dirinya. Kematian mampu meruntuhkan dinding-dinding persembunyian tersebut, sehingga tak lagi ada yang dapat menyembunyikan sosoknya yang hakiki.
Kematian ini sendiri merupakan suatu seni, dan harus dipelajari sebagaimana halnya dengan seni yang lainnya. Ia merupakan pemandangan yang sangat indah dan sangat detil. Ia merupakan lukisan paling baik tentang kehidupan seseorang.
Amat sedikit orang yang kematiannya merupakan kematian yang indah. Sejarah yang sudah amat tua usianya ini, amat rindu untuk menemukan orang-orang yang mati dalam keadaan baik dan tokoh-tokoh melepas nyawanya dengan indah dan agung. Dapat dipastikan, hanya orang-orang yang tahu bagaimana mereka seharusnya mati sajalah yang tahu bagaimana mereka seharusnya hidup. Benar, bahwa hanya orang-orang yang memandang hidup bukan sekadar adanya nafas yang naik turun sajalah yang tidak memandang kematian sebagai tidak adanya nafas. Akan tetapi nafas itu sendiri adalah amal dan pekerjaan besar, sebagaimana halnya dengan kehidupan.
Kematian orang-orang besar juga tidak satu warna. Tiap-tiap orang akan mati sebagaimana ketika ia hidup. Dia akan mati dalam wujud dirinya yang sejati. Salah satu peristiwa kematian yang amat terkenal adalah kematian Sebastian, Kaisar Romawi yang dianggap sebagai pahlawan. Ketika dia terbaring di tempat tidurnya menjelang saat-saat kematiannya, para pembesar dan panglima-panglimanya berdiri mengelilinginya. Namun, begitu ia menyadari bahwa ia akan segera melepaskan nyawa terakhirnya, serta merta ia bangkit dari tempat tidurnya dan berteriak nyaring “Seorang emperor harus berdiri ketika mati!”. Kemudian dia menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan berdiri memeluk pundak dua orang panglima perangnya.
Dia adalah orang yang sungguh-sungguh besar. Akan tetapi ada pula mata yang bisa melihat keindahan dan keagungan, keunikan dan kehalusan yang tidak dapat ditangkap oleh mata silau seperti itu. Penglihatan yang tersebut di atas tadi, memandang keagungan dan keindahan pada hiruk-pikuknya medan perang, berkelebatannya mata pedang, dan khususnya sutera yang dikenakan seseorang. Namun dia tidak dapat melihat keindahan dalam aspek yang ideal dan dengan wawasan yang luhur.

A. Hari-hari Terakhir
Setelah mencurahkan segala kemampuan, baik lahiriyah maupun batiniyah lebih kurang 26 tahun lamanya, berjuang dengan penuh kesungguhan bersama para pengikut setia beliau, bergumul dan berdakwah memeberantas penyakit-penyakit hati (hawa nafsu), memanggil umat manusia agar kembali ke jalan Tuhan, berjuang menegakkan nilai-nilai tauhid, maka akhirnya berhasillah beliau dalam menunaikan tugas sucinya, menyiarkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah kepada umat manusia jami’al ‘alamin.
Namun di balik itu, setelah penyusunan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah sudah mencapai kesempurnaan, pengamal Wahidiyah merasa cemas, karena kesempurnaan tersebut sebagai isyarat bahwa beliau Muallif Sholawat Wahidiyah RA tidak lama lagi akan dipanggil oleh Allah SWT kehadirat-Nya, berpisah dengan pengikut yang telah dibimbingnya.
B. Mujahadah Kubro Wada’
Tanda-tanda akan kewafatan Muallif Sholawat Wahidiyah, Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA makin mendekati kenyataan ketika Mujahadah Kubro bulan Rojab 1409 H/1989 M beliau sudah tidak dapat memberikan fatwa amanatnya. Itulah Mujahadah Kubro Wada’ (perpisahan), karena beliau tidak dapat lagi bersama pengamal Wahidiyah mengiktui Mujahadah Kubro pada tahun berikutnya, sekaligus inilah Mujahadah Kubro terakhir kali yang beliau ikuti.
Kecemasan dan kegundahan begitu tampak di wajah ribuan peserta Mujahadah Kubro yang datang dari penjuru tanah air. Kerinduan akan kesyahduan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an ketika bermakmum sholat kepada beliau sudah tak dapat mereka rasakan. Kelembutan dan keni’matan akan fatwa amanat beliau sudah tak dapat mereka dengarkan. Sungguh, Mujahadah Kubro kali ini terasa begitu pilu dan mendebarkan.
Meski keadaannya sudah sakit parah, pada Mujahadah Kubro gelombang yang ke lima (terakhir), tepatnya hari Ahad malam (malam Senin) beliau masih sempat menyampaikan fatwa amanatnya yang terakhir kali. Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA memang memaksakan dirinya untuk menyampaikan pesan-pesannya yang terakhir kali sambil duduk di dalam kamar untuk memberikan ketentraman ke dalam hati pengikutnya yang sedang dirundung gelisah dan cemas. Dengan suara yang berat dan terbata-bata beliau menyampaikan pesan-pesannya yang terakhir.
Dalam Mujahadah Kubro wada’ inilah beliau menyampaikan mutiara wasiat yang amat berharga bagi pengamal Wahidiyah disamping itu beliau juga memberikan tantangan (kesempatan) kepada pengamal Wahidiyah untuk memperjuangkan Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya. Pada Mujahadah Kubro wada’ ini pula beliau Muallif Sholawat Wahidiyah memberikan ijazah Sholawat Wahidiyah kepada seluruh pengamal Wahidiyah secara langsung. Fatwa amanat bersejarah itu berisi antara lain sebagai berikut :
ألسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذى أتانا بالواحدية بفضل ربنا
ياشافع الخلق الصلاة والسلام عليك نورالحلق هادي الانام
واصله وروحه أدركنى فقدضلمت ابد وربنى
ياصاحب الاسراء والمعراج ياصاحب المقام ياذالدرج
ياخير خلق الله حقااجمعن انت إمام الانبيا والمرسلين
أنت رحيم ونبي أنى أنت رءوف وحبيب المنعم
ياايهاالشفيع يامشـفع كل شفيع هو منك يشفع
والاهل والاولاد واللذ عملا بالواحدية بفضل ذى العلا
يأسيدى والحاضرين الحاضرات ياسيدي والمسلمين المسلمات
يارحمة للعالمين والتمام والخيرمنك والخباح والسلام
ياربنا اللهـم صل سلم على محمد شفيع الامم
والال واجعل الانام سرعين بالواحدية لرب العالمين
يامربنا اغفر ليسر افتح واهدنا قرب والف بيننا ياربنا
اما بعد
• Al-Mukarromin wal mukarromat, para bapak dan ibu Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat, Propinsi, Kodya/Kabupaten, Kecamatan, Desa dan imam-imam jama’ah seluruh tanah air.
• Para bapak, para ibu yang kami muliakan
• Para remaja, para kanak-kanak putra dan putri yang kami sayangi
• Protokol yang kami taati.
Kami ikut memanjatkan puja puji tasyakur kehadirat Allah SWT biqauli alhamdulillahi rabil ‘alamin, terutama sehubungan kita
Setelah mengucapkan salam dan untaian puji syukur kehadirat Allah SWT serta sanjungan sholawat salam barokah kepangkuan Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para auliya’ min awwalihim ila akhirihim khususnya kepangkuan Ghoutsu hadzazzaman RA, di awal fatwa amanatnya yang terakhir, Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef QS RA menyampaikan sebuah hadits :
اَْلأعْمَالُ بِخَوَا تِمِـهَا
“Segala amal itu tergantung pada penghabisannya”
Amal-amal itu tergantung pada penghabisannya. Jadi kalau penghabisannya ini baik’ semua dihitung baik, tapi kalau penghabisannya jelek, yaa semuanya bisa jadi jelek. Seperti orang hidup, sekalipun selama hidup itu baik, tapi kalau dia ketika menghembuskan jiwa (ruh) itu jelek’ semua jadi jelek, tetapi sekalipun selama hidup baik, yaa baik semua. Artinya yang jelek itu diberi ampun oleh Allah SWT. Makanya banyak doa-doa yang mendoakan agar diberi khusnul khatimah, jadi yang penghabisan itu yang pokok sekali. Karena itu, sekali lagi para hadirin-hadirot mari Mujahadah Kubro tinggal setengah malam ini dengan sungguh-sungguh.

قبلت إجازتك فى هذه الصلوات الواحدية فى العمل والنشر وفى الأجازة فيها. ياايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما" من صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا" ¢ رواه مسلم ¢ ¢ الاحزب : 56¢
إذا تتلى عليهم ايت الرحمن خروا سجداوبكيا. ¢ مريم :58 ¢
ياأيهاالناس ابكو فإن لم تبقو فتباكوا ¢ رواه ابوداود ¢ ياسيدى يارسول الله لقنوا موتاكم لااله الله ¢ رواه مسلم ¢ قال صلى الله عليه وسلم : من ذكرنى فقد ذكرالله ومن أحبنى فقد أحب الله والمصلى علي ناطق بذكرالله ¢ سعادة الدرين : 512 ¢ وفى الحديث : لن ينجي احدكم عمله قالو ولا انت يارسول الله : قال ولاأنا إلا أن تغمد نى الله برحمته وفى الصحيحين. قام رسول الله حين أترل عليه" وأنذر عشيرتك الاقربين" فقل : يامعشر قريش اشتروا أنفسكم من الله شيأ "ياعباس عم رسول الله لا أغني عنك من الله شيأ" ياصفية عمه رسول الله الا أغني عنك من الله شيأ, يافا طمة بنت رسول الله سلينى من مالى ما شئت لاأغني عنك من الله شيأ. ¢ ارشادا لعباد : 116 ¢
ألطرق إلى الله مشدودة الا على من أقتغى اثر رسول الله صلى الله عليه وسلم. من كان للشرعى إعتراض فهو مخدوع ومغرور وفى رواية مغرور ومخدوع. وأفضل الاوراد ماورد. كل جمع مؤنث. ليت قومى تجمعوا وبقتلى تحدثوا لاأبالى بجمعهم كل جمع مؤنث.
Muqoddimah :
الاممال بخوا تمها. حسنات الابرار سيئات المقربين خاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا. إن الصلاة تنهى عن الفخشاء والمنكر ¢ العنكبوت : 45 ¢ أقم الصلاة لذكري ¢ طه : 14 ¢ ألناس نيام فاءذا ماتوا إنتبهوا. إلا العارفون. ظهور سرالانسان فى الدنيا. ظهور سر الايمان فى القبر. ظهور سر العرفان فى يوم القيامة ألعارف كائن بائن. هم ملوك الاخرة اولئك يلعنهم الله ويلعنهم اللعنون. ¢ البقراة : 159 ¢ ومن يتق الله يجعل له محرجا ويرزقه من حيث لايحتسب ¢ الطلاق : 2¢ ولو أن أهل القراى أمنوا واتقوا. ¢ الاعرف : 96 ¢ أمنوا = بالله : واتقوا = لله.
اتقوالله حق تقاته, ¢ ال عمران : 103 ¢ ادعونى أستجب لكم. ¢ المؤمن : 60¢
الفاحتة. أجزتكم بهذه الصلوات الواحدية نى العمل والنشر وفى الاجازة فيها.
Doa Penutup :
وإنما توفون أجوركم يوم القيامة ¢ ال عمران : 185 ¢
فمن ذحزح عن النار وأد خل ألجنة فقد فاز ¢ ال عمران : 185 ¢
موا السلام عليكم وعليكن ورحمة الله وبركاته.
الفاتحة ياشافع الخلق حبيب الله
اللهم ياواحدياأحد ياسيدى يارسول الله
اللهم كماانت اهله ياربنا اللهم صل سلم
ياشافع الخلق الصلاة اللهم بارك فيما خلقت
ياسيدي يارسول الله وفى هذه المجاهدة
ياايهاالغوث سلام الله الكبرى ياالله

استتغراق
الفـاتحة
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمدالله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف المرسلين, وعلى ألـه وصحبه أجمعين. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا وشفيعنا وقرة أعيننا محمد صلى الله عليه وسلم وشرف وكرم ومحمد وعظم نبيك نبي الرحمة صاحب الشفاعة والعناية والكرامه وكاشف الغمه وهادى الامه, وعلى انبيائك والمرسلين وملائكتك المقلربين عليهم الصلاة والسلام وعلى الهم وأصحابهم وجميع الاقطاب واعوانهم من اولهم الى يوم القيامة وغوث هذالزمان واعوانه وسائر اوليائك العارفين أينما كان ا من مشارق الارض الى مغاربها والذين هم فى ارض أندو نيسيأ والاوليـأء التسعة (والشيخ الوالد) واضرابهم رض الله تعالى عنهم, واعا دعلينا من بركاتهم وشفاعاتهم وأمدنا بأمدادهم. امين, امين, امين, يارب العالمين. (وبلغهم سلامنا وتحيتنا وبلغنا شفاعتهم فى دعوتنا ومجاهد تناهذه ياالله, وهذه المجـاهذة الكبرى ياالله ) ياحضراتكم أغيثونا وأشفعوالنا عندربكم فى هذه المجاهدة زفى هذه المجاهذة الكبرى, وفى دعوتنا هذه ياحضراتكم, اللهم ربنا, ربنا, ربنا ظلمنا انفسناوان لم تغفرلنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين, ربنااتنا فىالدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقناعذاب النار, ربنا هبلنا من ازواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين.
للمتقين اماما, اللهم بارك فى ادياننا وانفسنا واهلينا زذرياتنا وكل شئ أعطيتنا وفى هذه المجاهذة الكبرى زفى هذه الصلوات الواحدية وجميع ماتعلق بها وفى أولئك الحاضرين الحاضرات. وجميع من عمل بهذه الصلوات الواحدية ومن أعان عليها إلى يوم القيامة, وفى أديانهم وأنفسهم وأهليهم وذرياتهم وكل شئ أعطيتهم. (يامنزل البركات ) بركة عظيمة محيطة عامة ظاهرة وباطنة فى الذين والدنيا والاخرة – اللهم ياالله – اللهم يسر – يسر – يسـر ياالله ( اللهم اشفنا وإياهم )(وطول أعمارنا وأعمارهم بالبركة العظيمة )(اللهم أعنا وقوناعلى ذكرك وشرك وحسن عبادتك ) اللهم ياالله, ياالله, ياالله (يامجب الدعوات )(ياقادر على كل شئ ) ياارحم الرحمين ,اللهم صلى على سيدنا محمد صلاة دائمة نسألك بها (يامجيب الدعوات ) من لدنك قلوباصافيه وعلومانا فعة واعملا مقبولة وذنوبا مغفورة وامورا ميسرة.
ميسرة وارزاقا واسعة مباركة وحوائج مقضية والعفو والعافيه الدين والجنيا والاخرة, والاستقامة التامة وحسن الخاتمة, وذرية طيبة واغفرلنا وارحمنا ورضناوكلنا, لنا ولابائنا وأمهاتنا وإخوائنا ومشايخنا ومن له حق علينا وعليهم وهؤلاء الحاضرين والحاضرات فى هده الجاهدة الكبرى وجميع من عمل بهذه الصلوات الواحدية ومن أعان عليها إلى يوم القيامة اللهم ياالله (يامجيب الدعوات ) ياارحم الرحمين , والحمد لله رب العالمين.
(اللهم بحقاسمك الاعظم, وبجاه سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم, وبركة غوث هذا الزمان وأعوانه وسائر اوليائك ياالله, ياالله, ياالله رضى الله تعالى عنهم ) بلغ جميع العالمين نداء ناهذا واجعل فيه تأثيرا بليغا
فإنك على كل شئ قدير, وبالإجابة جدير
ففروألى الله
وقل حاء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقا
الفـاتحة
……………………………………………………..
……………………………………………………..
………………………………………………………
Fatwa amanat tersebut merupakan “amanah” bagi seluruh pengamal Wahidiyah untuk melaksanakan dawuh-dawuh di atas, salah satunya yang paling esensi adalah bahwa pengamal Wahidiyah berkewajiban untuk menyiarkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah kepada masyarakat jami’al ‘alamin tanpa pandang bulu dengan berprinsip arif dan bijaksana.
Tenggat setengah bulan setelah menyampaikan fatwa dan amanatnya yang terakhir dalam Mujahadah Kubro bulan Rojab, Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA wafat, showan kehadirat Allah SWT dengan tenang, tepatnya hari Selasa Wage tanggal 29 Rojab 1409 H bertepatan dengan tanggal 7 Maret 1989.

C. Pemakaman
Berita wafatnya Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA terus menyebar. Tidak saja ke kota Kediri, tetapi juga menyebar ke Nganjuk, Blitar, Tulungagung, Jombang dan kota-kota lainnya di Jawa Timur. Berita itu tersebar utamanya melalui mulut ke mulut, juga melalui media massa dan lain sebagainya.
Pengamal Wahidiyah dari berbagai penjuru tanah air mulai berdatangan,tidak hanya dari wilayah Jawa Timur, tetapi dari Jawa Tengah, Jawa barat dan dari Jakarta pun berjubel datang ke Kedunglo. Lautan manusia datang dengan rona muka yang sama; kepedihan yang mendalam atas berpulangnya salah seorang pelita hati dan teladan kehidupan. Mereka datang dengan satu tujuan yaitu untuk berta’ziyah dan melepas kepergian Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA ke tempat pembaringannya yang terakhir.
Prosesi pemakamannya berlangsung pada pagi hari tepatnya hari Rabu Kliwon, 30 Rajab 1409 H bertepatan dengan 8 Maret 1989 M. Sebelum pemakaman, shalat jenazah untuk almaghfurlah dilaksanakan di Masjid Kedunglo. Sholat jenazah didirikan berulang-ulang dengan jumlah jama’ah yang mencapai ribuan.
Setiap kali setelah sholat jenazah dilanjutkan dengan mujahadah. Sholat jenazah pertama dilaksanakan setelah sholat isya’ dan berlanjut terus menjelang sholat Shubuh. Pada saat sholat Shubuh dilaksanakan, keranda jenazah Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA dibawa ke ndalem (rumah). Hal ini dilakukan untuk menghindari ribuan penta’ziyah yang berebut untuk memikulnya. Banyak orang yang kecele, ribuan orang yang bermaksud mengangkat keranda jenazah beliau. Namun toh demikian ---meski tidak kesampaian mengangkat keranda jenazah-- mereka terasa sudah puas apabila sudah dapat menyentuh keranda jenazahnya.
Tempat pemakaman yang terletak di dalam ndalem, dipenuhi dan dikelilingi ribuan orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir untuk Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA. Di dalam ndalem tampak anggota keluarga, para pimpinan PSW Pusat dan kerabat dekat beliau yang sibuk mempersiapkan pemakaman.
Dalam upacara pemakaman disampaikan hasil “Putusan Keluarga” yang disampaikan oleh Bapak A.F Baderi selaku Ketua I PSW Pusat. Para penta’ziyah dengan penuh khidmad mengikuti upacara pemakaman. Kalimat nida’ Yaa Sayyidii Yaa Rasulalloh, Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts terus bersahutan, isak tangis tak henti-hentinya terdengar dari para penta’ziyah. Suasana hening ketika pelan-pelan jenazah Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA diturunkan ke liang lahat. Lantunan adzan segera terdengar “Allahu Akbar, Allahu Akbar” kumandang Agus Abdoel Latif Majid yang berada di dasar kuburan setelah jenazah dibaringkan.
Inilah hari terakhir perjumpaan seluruh pengamal Wahidiyah kepada beliau Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef Mu’allif Sholawat Wahidiyah QS RA. Ribuan orang menangis, memang seharusnya orang-orang tak perlu menangis, karena orang yang mereka cintai telah kembali di sisi Tuhannya dengan hati yang tunduk. Akan tetapi tangisan itu adalah ungkapan tulus dari dasar jiwa mereka yang paling dalam, yang mengekspresikan duka yang mendalam atas meninggalnya seorang figur panutan, seorang yang telah menyelamatkan mereka dari jurang kedhaliman, seorang dokter jiwa yang telah membersihkan hati mereka sehingga dapat sadar ma’rifat kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Siapakah yang akan meneruskan perjuangannya ?
* * *
Tidak diragukan lagi, bilamana pengamal Wahidiyah mengkaji berbagai aspek kehidupan dari kepribadian Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA sebagai seorang manusia, kepala keluarga, anggota masyarakat, ulama (kiai), pemimpin, pemandu dan guru ruhani, beliau akan sampai kepada kesimpulan bahwa kesempurnaan beliau dalam segala sisi adalah bukti yang tegas bahwa beliau adalah Sulthanul auliya’ fii zamanihi atau Ghoutsu hadzazzaman.
Beliau Mu’allif Sholawat Wahidiyah QS RA memberikan sumbangan yang menakjubkan bagi kesejahteraan umat manusia. Beliau menta’lif (menyusun) Sholawat Wahidiyah yang dirangkai dengan Ajaran Wahidiyah, yang tidak dimiliki oleh Sholawat lainnya. Beliau membawa ajaran yang universal, namun simpel dan praktis; Lillah Billah, Lirrasul Birrasul, Lilghouts Bilghouts, Yukti kulladzi haqqin haqqoh, Taqdimul aham fal aham tsummal anfa’ fal anfa’.
Inilah risalah yang manusia ---sekali lagi--- telah kehilangan bimbingannya. Maka, mengapakah kita tidak datang lagi ke bawah naungannya agar umat manusia terselamatkan dari kehancuran dan dapat mencapai kedamaian, kemajuan dan kebahagiaan dunia akhirat ?
Kedunglo dicekam kegelisahan total. Kebingungan dan kecemasan melanda para pengamal Wahidiyah. Berita-berita yang mereka terima menunjukkan, bahwa kondisi Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA telah sangat kritis, dan sangat sedikit harapan untuk sembuh. Ini menunjukkan bahwa kehidupannya tinggal beberapa saat lagi. Sejumlah Pengamal Wahidiyah sangat ingin melihatnya dari dekat, tetapi kondisinya yang parah tak mengizinkan siapa pun untuk menjenguk ke ruangan beliau dirawat, kecuali anggota keluarganya.


PERJUANGAN MBAH K.H. ABDOEL MADJID MA’ROEF RA


A. Kelahiran Sholawat Wahidiyah
1. Latar Belakang Lahirnya Sholawat Wahidiyah
Kerusakan mental manusia di tahun 1960-an telah diambang pintu kehancuran, dilanda arusnya nafsu hingga manusia tenggelam dalam lautan munkarat akibat dari kebodohannya tentang keimanan (kesadaran) kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW.
Kehidupan manusia sudah tidak lagi mengindahkan nilai-nilai ajaran agama, sehingga melahirkan manusia-manusia yang amoral (tidak berakhlakul karimah). Di tengah kehidupan manusia yang kehilangan pegangan hidupnya itulah, tampil seorang yang sangat perhatian akan kelangsungan keselamatan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Beliau adalah Abdoel Majid Ma’roef, seorang kiai yang sangat bersahaja dan tawadhu’.
Keprihatinan beliau terhadap kondisi kehidupan manusia yang semakin jauh dari Allah SWT dibuktikan dengan riyadhoh yang begitu luar biasa beliau lakukan. Segala jenis dan macam doa beliau amalkan untuk memperbaiki atau membangun mental (akhlak) manusia yang hampir di jurang kehancuran. Karena kesungguhan Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef RA dalam bermunajat kepada Allah SWT, sekitar awal bulan Juli 1959, beliau menerima suatu alamat ghaib ---istilah beliau--- dalam keadaan yaqudhotan (sadar dan terjaga), bukan dalam keadaan mimpi. Maksud dari alamat ghaib tersebut adalah “supaya ikut berjuang memperbaiki mental masyarakat lewat jalur bathiniyah”.
Setelah menerima alamat ghaib tersebut beliau sangat prihatin, kemudian beliau mencurahkan atau memusatkan kekuatan bathiniyah, bermujahadah (bersungguh-sungguh) dalam bertaqarrub (mendekatkan) diri kepada Allah SWT, memohon bagi kesejahteraan umat masyarakat, terutama perbaikan akhlak dan kesadaran kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Doa-doa atau amalan yang belaiu perbanyak adalah doa sholawat, seperti; Sholawat Badawiyah, Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Masisiyah dan sholawat yang lainnya. Boleh dikatakan, bahwa hampir seluruh doa yang beliau amalkan untuk memenuhi maksud alamat ghaib tersebut adalah doa sholawat.
Dimanapun dan kapanpun beliau berada, senantiasa beraudensi (berhubungan) dengan Allah SWT dengan membaca sholawat, sehingga tidak ada waktu sedetik pun terlewatkan tanpa berhubungan kepada Allah SWT. Ketika bepergian dengan sepeda ontel (kayuh) beliau memegang setir sepeda dengan tangan kiri, sedang tangan kanan beliau masukkan ke dalam saku baju untuk memutar tasbih. Untuk amalan Sholawat Nariyah misalnya, beliau sudah terbiasa mewiridkannya dengan bilangan 4444 kali dalam tempo lebih kurang 1 (satu) jam. Untuk meningkatkan taqarrubnya kepada Allah SWT disamping riyadhoh-riyadhoh yang telah dilaksanakan, beliau juga melakukan puasa-puasa sunah terus-menerus.
Tenggat empat tahun setelah melakukan riyadhoh dan munajat dengan penuh kesungguhan bagi keselamatan umat manusia, pada awal tahun 1963 beliau menerima alamat ghaib lagi seperti yang beliau terima pada tahun 1959. Alamat yang kedua ini bersifat peringatan terhadap alamat ghaib yang pertama, yaitu supaya cepat-cepat ikut berusaha memperbaiki akhlak masyarakat melalui saluran bathiniyah. Maka beliau pun meningkatkan mujahadahnya, bermunajat kepada Allah SWT, sampai-sampai kondisi fisik beliau seringkali terganggu (sakit-sakitan). Namun, hal itu tidak mengurangi semangat beliau dalam bertaqarrub kepada Allah SWT. Bahkan beliau terus meningkatkan perjuangan bathiniyahnya.
Tidak berselang lama dari alamat ghaib yang kedua itu ---masih di tahun 1963---beliau menerima alamat ghaib dari Allah SWT untuk yang ketiga kalinya. Alamat yang ketiga ini jauh lebih keras lagi dari alamat yang pertama dan kedua. Berikut penuturan beliau dalam bahasa Jawa: “Malah kulo dipun ancam menawi mboten enggal-enggal nglaksanaaken” (Bahkan saya diancam kalau tidak cepat-cepat melaksanakan). “Saking kerasipun peringatan lan ancaman, kulo ngantos gemeter sak bakdanipun meniko” (Karena kerasnya peringatan dan ancaman, saya sampai gemetar sesudah itu).
Selanjutnya beliau pun prihatin lagi dan terus meningkatkan mujahadahnya, memohon kehadirat Allah SWT. Dalam situasi bathiniyah yang senantiasa bertawajjuh (mengarah) kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW itu ---masih di tahun 1963--- beliau menyusun suatu doa sholawat. “Kulo lajeng ndamel oret-oretan” (Saya lantas membuat coret-coretan), istilah beliau, maka tersusunlah Sholawat Ma’rifat (Allohumma kama anta ahluh dst.). Penjelasan secara rinci dan lengkap tentang penyusunan Sholawat Wahidiyah akan dibahas pada bab lain.
Betapa besar perhatian dan kecintaan Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA kepada umat manusia. Saking cinta dan kasihnya, beliau rela untuk melakukan riyadhoh yang begitu berat, lahiriyah dan bathiniyah beliau benar-benar hanya difokuskan untuk bermujahadah, bermunajat kepada Allah SWT guna mengemban misi yang begitu mulia dari Allah SWT untuk menyelamatkan akhlak manusia dari kebinasaan.
2. Tahapan Penyusunan Sholawat Wahidiyah
Penyusunan Sholawat Wahidiyah dilakukan secara bertahap oleh muallifnya. Hal ini tentu mengandung sirri atau rahasia-rahasia yang kita tidak mengetahui secara pasti, disamping itu penyempurnaan penyusunan Sholawat Wahidiyah disesuaikan dengan situasi dan kondisi umat manusia di dunia.
Susunan Sholawat Wahidiyah ---seperti susunan sekarang ini--- diawali dengan tersusunnya Sholawat Ma’rifat yang disusun pada tahun 1963. Susunan Sholawat Ma’rifat adalah sebagai berikut :
Dalam Sholawat Ma’rifat tersebut belum ada kalimat Yaa Allah setelah kalimat tamaama maghfiratika dan seterusnya seperti seperti yang ada dalam susunan Sholawat Wahidiyah sekarang ini.
……………………………………………...…………..
Beberapa waktu kemudian ---masih di tahun 1963--bertepatan dengan bulan Muharram, Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA menyusun sholawat lagi, yaitu :
Sholawat tersebut kemudian diletakkan pada urutan pertama dalam sususan Sholawat Wahidiyah. Karena lahirnya sholawat ini pada bulan Muharram, maka Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA menetapkan bulan Muharram sebagai bulan kelahiran Sholawat Wahidiyah yang diperingati ulang tahunnya dengan pelaksanaan Mujahadah Kubro pada setiap bulan tersebut.
Pada pengajian kitab Al-Hikam ---dilaksanakan setiap Ahad pagi di masjid Kedunglo--- Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA menjelaskan tentang Haqiqotul wujud sampai pengertian dan penerapan Bihaqiqotil Muhammadiyah yang di kemudian hari disempurnakan dengan penerapan Lirrasul Birrasul. Saat itulah ---masih di tahun 1963--- tersusun sholawat yang ketiga :
Sholawat ini disebut Sholawat Tsaljul Qulub (Sholawat Pendingin Hati). Nama lengkapnya adalah Sholawat Tsaljul Ghuyub Litabriidi Harorotil Qulub (Sholawat Salju dari alam ghaib untuk mendinginkan hati yang panas).
Ketiga rangkaian sholawat yang sudah tersusun tersebut diawali dengan surat Al-Fatihah, dan diberi nama Sholawat Wahidiyah. Kata Wahidiyah diambil sebagai tabarrukan (mengambil berkah) salah satu asmaul husna yang terdapat dalam sholawat yang pertama, yaitu Waahidu artinya Maha Satu. Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi, mutlak satu azlan wa abadan. Satu bagi Allah tidak seperti satunya makhluk. Para ahli mengatakan, bahwa di antara khowas (hasiat) al-Waahidu, adalah menghilangkan rasa bingung, sumpek, resah/gelisah dan rasa takut. Barang siapa membacanya dengan sepenuh hati dan khudhu’, maka dia dikaruniai oleh Allah SWT tidak mempunyai rasa takut/khawatir kepada makhluk, dimana takut kepada makhluk itu adalah sumber dari segala balak/bencana di dunia dan di akhirat. Dia hanya takut kepada Allah SWT saja. Barang siapa memperbanyak dzikir al-Waahid al-Ahad atau Yaa Waahid Yaa Ahad maka Allah SWT membuka hatinya untuk sadar bertauhid, memahaesakan Allah SWT (sadar Billah).
Pada tahun 1963 diadakan pertemuan yang diikuti oleh para ulama/kiai dan tokoh masyarakat yang sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Jombang dan Mojokerto bertempat di Musholla KH. Abdoel Djalil Jamsaren Kediri. Musyawarah dipimpin langsung oleh Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA. Di antara hasil dari musyawarah adalah susunan kalimat yang akan ditulis dalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk adanya kalimat garansi atau jaminan atas usulan beliau sendiri dan disetujui oleh peserta musyawarah. Kalimat jaminan itu berbunyi, “Menawi sampun jangkep 40 dinten mboten wonten perubahan manah, kinging dipun tuntut dunyan wa ukhron” (Apabila sudah genab 40 hari tidak ada perubahan hati, boleh dituntut dunia dan akhirat”).
Menjelang peringatan ulang tahun lahirnya Sholawat Wahidiyah yang pertama (Eka Warsa) pada bulan Muharram 1964 Lembaran Sholawat Wahidiyah mulai dicetak pertama kalinya sebanyak 2.500 lembar dengan susunan sebagai berikut :
Al-Fatihah ………
Allahumma yaa waahidu yaa ahad …….
Allahumma kamaa anta ahluh ………
Yaa syafi’al kholqis sholatu wassalam ………
Dalam lembaran ini juga dilengkapi dengan keterangan tentang cara pengamalannya dan juga kalimat garansi seperti di atas.
Setelah Lembaran Sholawat Wahidiyah beredar secara luas di masyarakat, disamping banyak yang menerima, juga tidak sedikit yang menentangnya /mengontrasnya. Kebanyakan alasan para penentang adalah adanya kalimat jaminan seperti di atas. Mereka memberikan penafsiran tentang garansi dengan pemahaman yang keliru. Mereka beranggapan bahwa “Barang siapa telah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 40 hari dijamin masuk syurga”. Sebenarnya kalimat garansi tersebut merupakan suatu ajaran atau bimbingan agar pengamal Wahidiyah meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap sesuatu hal yang kita lakukan dengan segala konsekuensinya atau bahasa lainnya adalah “berani berbuat berani bertanggung jawab”.
Setelah peringatan ulang tahun Sholawat Wahidiyah Pertama, di Kedunglo diadakan Asrama Wahidiyah I yang diikuti oleh kiai dan tokoh agama dari Kediri, Blitar, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Malang, Madiun dan Ngawi. Dalam asrama inilah lahir kalimat nida’ “Yaa Sayyidii Yaa Rasulalloh”. Untuk melengkapi amalan Sholawat Wahidiyah yang sudah ada kalimat nida’ tersebut dimasukkan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah dan tidak ada perubahan sampai tahun 1968.
Dalam Asrama Wahidiyah II (5-11 Oktober 1965) Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA dalam Kuliah Wahidiyahnya menyampaikan tentang Ghoutsu zaman. Pada saat itulah lahir do’a :
Bacaan tersebut merupakan suatu jembatan emas yang dapat menghubungkan manusia yang berlumur dosa dan terbelenggu nafsu kepada Ghautsu Hadzazzaman RA untuk sadar, ma’rifat kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Pengamal Wahidiyah menyebutnya “Istighosah”. Kalimat istighosah ini tidak langsung dimasukkan ke dalam rangkaian Lembaran Sholawat Wahidiyah yang beredar di masyarakat, tetapi para pengamal Wahidiyah yang sudah agak lama dianjurkan untuk mengamalkannya terutama dalam mujahadah-mujahadah khusus.
Pada tahun 1965 Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA memberi ijazah lagi berupa kalimat “Fafirruu Ilalloh” dan kalimat “Waqulja al-haqqu wazahaqol baathil innal baatila kaana zahuuqo”. Pada saat itu, dua kalimat tersebut juga belum dimasukkan dalam rangkaian pengamalan Sholawat Wahidiyah, tetapi dibaca oleh imam dan ma’mum dengan bersamaan pada setiap akhir dari bacaan do’a.
Pada tahun 1968 lahir kembali sebuah sholawat :
Yaa robban ...
Pada tahun 1971, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) di negara kita, lahirlah sholawat :
Yaa Syafi’al Kholqi ….
Sholawat ini kemudian dimasukkan ke dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah diletakkan sebelum kalimat “Yaa Robbanallohumma Sholli Sallimi”.
Pada tahun 1973 Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA menambah do’a :
Allahumma baarik ……….
(belum ada kalimat Yaa Allah).
Di tahun yang sama bacaan Fafirruu Ilalloh” dirangkaikan dengan kalimat “Waqulja al-haqqu wazahaqol baathil innal baatila kaana zahuuqo yang didahului dengan do’a :
Allahumma bihaqqis ………
Pada tahun 1976 mulai dilaksanakan nida’ berdiri menghadap empat arah (barat, utara, timur, dan selatan) dengan membaca kalimat Fafirruu Ilalloh pada saat mujahadah dalam rangka peletakan batu pertama Masjid Desa Tanjungsari (Masjid KH. Zainal fanani).
Pada tahun 1978 Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA menambah do’a “Allahumma Baarik fii Haadzihil Mujahadah Yaa Allah” sesudah kalimat “Allahumma Baarik Fiima Kholakta Wahadzihil Baldah”.
Tahun 1981 do’a Allahumma Baarik Fiima Kholakta Wahadzihil Baldah ditambah kalimat Yaa Allah dan do’a Allahumma Baarik fii Haadzihil Mujahadah Yaa Allah diubah menjadi Wafii Haadzihil Mujahadah Yaa Allah. Sehingga rangkaiannya menjadi Allahumma Baarik Fiima Kholakta Wahadzihil Baldah Yaa Allah Wafii Haadzihil Mujahadah Yaa Allah.
Pada tahun 1980 dalam Sholawat Ma’rifat ada tambahan kalimat Yaa Allah setelah kalimat tamaama maghfiratika sehingga kalimatnya menjadi tamaama maghfiratika yaa Allah dan seterusnya.
Pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1401 /2 Mei 1981 Lembaran Sholawat Wahidiyah yang beredar di masyarakat diperbarui dengan susunan yang sudah lengkap disertai dengan petunjuk cara pengamalannya, disertai juga dengan Ajaran Wahidiyah serta keterangan tentang ijazah Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA secara mutlak. Susunan Lembaran Sholawat Wahidiyah seperti itu tidak ada perubahan sampai sekarang kecuali beberapa kalimat dalam penjelasan keterangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan bahasa. (Lihat Lembaran Sholawat Wahidiyah yang ditulis dari tahun ke tahun).
B. Ajaran Wahidiyah
Ajaran Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah di dalam melaksanakan tuntunan Rasulullah SAW, meliputi bidang syari’at dan bidang hakikat yang mencakup peningkatan iman, pelaksanaan Islam dan perwujudan ihsan serta pembentukan akhlakul karimah.
Kemudian yang dimaksud dengan peningkatan iman yaitu peningkatan menuju kesadaran atau ma’rifat kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW. Selanjutnya yang dimaksud dengan pelaksanaan Islam adalah realisasi daripada ketaqwaan kepada Allah SWT. Sedangkan yang dimaksud dengan perwujudan dari ihsan adalah merupakan manifestasi daripada iman dan Islam yang sempurna.
Yang dimaksud dengan bimbingan dalam memanfaatkan potensi lahiriyah yang ditunjang oleh pendayagunaan potensi batiniyah yang seimbang. Jadi bimbingan praktis tersebut meliputi hablun minallah yaitu hubungan manusia kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW dan hablun minannas yaitu hubungan manusia dengan manusia sebagai insan sosial, yang meliputi hubungan terhadap keluarga, terhadap bangsa, negara dan agama, terhadap sesama umat manusia serta hubungan manusia terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
Ajaran Wahidiyah meliputi lima macam, yaitu sebagai berikut :
LILLAH BILLAH
LIRROSUL BIRROSUL
LILGHOUTS BIL GHOUTS
YUKTI KULLADZI HAQQIN HAQQOH
TAQDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA’ FAL ANFA’